• Beranda
  • Tentang Saya
  • Kategori
    • Review
    • Curcol
    • Parenting
    • Lomba Blogging
  • Portofolio
  • Daftar Isi
  • Kontak

Rahayu Asda

 


Membacakan  buku pada anak-anak lebih baik dari pada belajar sebanyak sepuluh kali

                Begitu kira-kira ungkapan pemateri saat saya menghadiri pertemuan orang tua dengan pihak sekolah beberapa tahun lalu. Saat itu ada sesi parenting berupa pemaparan materi tentang manfaat membacakan buku pada anak. Pemateri tersebut notabanenya adalah Ibu kepala sekolah tempat anak saya menuntut ilmu.       

                


                Berkaitan dengan membaca, Senin, 11 Mei lalu saya berkesempatan mengikuti online gathering Blogger Perempuan bersama Lets Read Indonesia. Sebuah perhelatan online via Zoom dan di ikuti oleh 72 peserta kesemuanya adalah perempuan alias emak-emak blogger.   Pada webinar ini mengangkat topik : Buku - Bekal Anak Bertumbuh. Mengapa harus buku, yaa … ibarat kata pepatah buku adalah teman yang setia sepanjang masa, juga seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Ely Risman seorang  psikolog dan pakar parenting bahwa untuk mengalihkan perhatian anak dari gedget adalah dengan buku.  Namun untuk mengenalkan buku pada anak tidaklah mudah mengingat tantangan yang dihadapi para orangtua saat ini, pandemi yang mengharuskan anak-anak belajar daring. Mau tidak mau, suka tidak suka anak-anak mulai dari kelas satu SD sudah memiliki dan bisa mengakses internet dan sebagian besar telah memiliki gadget sendiri-sendiri.  Dalam hal ini, orang tua memiliki peranan penting dalam memantau aktivitas anak saat memakai gadget. Bahkan seperti yang dikeluhkan seorang teman saat anaknya belajar daring, ada beberapa guru yang berhalangan hadir padahal sang anak telah standby untuk menerima materi, walhasil waktu jam kosong membuat anak mengalihkan rasa bosan menunggu dengan bermain online atau berselancar melihat video youtube dan aplikasi tiktok.

                Oleh karena itu, perlu adanya edukasi buat para ibu dalam mendampingi anak-anak bertumbuh. Diperlukan seni khusus untuk mengalihkan anak-anak sejenak dari gedget dengan menjadikan buku sebagai minat baca buat anak-anak. Lets Read Indonesia memberikan solusi buat para bunda untuk bisa memberikan bacaan bergizi buat anak-anak.

Tema dan Materi Webinar Buku – Bekal Anak Bertumbuh

Webinar Letsread Indonesia bersama Blogger Perempuan Network menghadiri dua orang nara sumber yaitu :

1.       Ibu Roose Setiawan, Founder Reading Bugs, penulis buku membaca nyaring dan penggagas Komunitas Read Aloud Indonesia

2.       Elsa AgustinSocial Media Content Develoment The Asia Foundation Indonesia

Mengenal lebih dekat Letsread Indonesia.



Letsread Indonesia adalah perpustakaan digital buku cerita anak yang didirikan oleh komunitas literasi The Asia Foundation. The Asia Foundation berdiri sejak tahun 1955, salah satu program dari The Asia Foundation adalah Book For Asia (BFA) berupa donasi sebanyak 3,5 juta eksemplar buku hal ini bertujuan untuk memajukan literasi di Indonesia. Karena ada beberapa hambatan berupa sulitnya distribusi buku-buku tersebut kepulau-pulau dan menyebabkan rusaknya buku karena proses pengiriman maka diperkenalkanlah Let’s Read pada tahun 2017. Let's Read adalah cerita bergambar digital, untuk PAUD dan SD kelas rendah, diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, dapat diunduh dan dicetak secara gratis tapi bukan untuk diperjualbelikan.  Read Aloud Indonesia ini memiliki visi membuat anak Indonesia pembaca sepanjang hayat dan misinya menjadikan read aloud sebagai budaya di keluarga, sekolah dan masyarakat.

 

Tips Membaca Nyaring Bersama Ibu Roosie : Membudayakan Read Aloud Ditengah Masyarakat

Materi yang di sampaikan oleh ibu Rosie Setiawan, Founder Reading Bugs penulis buku Membaca Nyaring. Beliau penggagas Read Aloud Indonesia dan mendirikan komunitas Read Aloud Indonesai yang anggotanya telah tersebar di seluruh Indonesia.

Mengapa harus read aloud, agar minat baca anak-anak terus melekat, membudaya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Beliau juga mencontohkan teknik membaca nyaring pada anak-anak dengan bahan bacaan dari aplikasi Letsread Indonesia. Read aloud atau membaca nyaring berbeda dengan mendongeng. Membaca nyaring lebih menekankan kegiatan membaca serita sesuai dengan kosa kata yang ada dalam cerita. Membaca nyaring bertujuan agar si Anak lebih perhatian dan fokus kepada kosa kata yang didengar. Hal ini tentu akan menambah kosa kata anak.

Mengapa Harus Membaca Nyaring

-          Membaca nyaring dapat mengasah ketrampilan dasar anak

Ketrampilan dasar dianatarnta adalah wawasan dan kosa kata anak terus bertambah,serta menjadikan anak paham bahwa kegiatan membaca itu menyenangkan.

 

-          Menambah kedekatan anak dengan orang tua (bonding)

Dengan seringnya orangtua membacakan buku cerita pada anak, akan menambah kedekatan orang tua kepada anak. Anak menjadi lebih terbuka dan anak menjadi pendengar yang baik.

 

Mengikuti webinar ini saya menjadi mendapatkan ilmu baru tentang readaloud, apalagi saat ini dengan adanya aplikasi letsread Indonesia para orang tua tidak perlu lagi repot untuk membelikan buku bacaan untuk anak-anak. Bunda cukup menginstal aplikasi readalod di playstore. Saya sudah mencobanya membacakan cerita kepada Khadijah 3 tahun dan ternyata dia sangat menyukainya.

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


 #Mudik, situ yang senang, kami yang ketakutan


Saya mau cerita tentang mudik dan lebaran tahun lalu dimana saat itu pemerintah sedang memberlakukan PSBB dan semua kota di lockdown.

Apalagi eforia mudik selalu kerasa setiap tahun, istilahnya lebaran itu kalau nggak mudik nggak afdhal.


Februari 2020 tepatnya sebulan sebelum pemerintah memberlakukan lockdown diseluruh kota, dan covid belum masuk ke Indonesia, Saya ikut suami pindah kekampung halamannya dipelosok Sumatera Barat. 


Pelosok, karena kampung suami terletak di lembah-lembah bukit barisan dan tentunya tidak ada jaringan seluler alias susah sinyal. GSM istilahnya, geser sedikit mati. 

Disana saya mengajar di pondok pesantren dan juga telah disediakan rumah disekitar pesantren.


Sebagai guru baru dan sedang semangat-semangatnya mengajar ada perasaan sedih karena sekolah diliburkan karena corona. Para santri dipulangkan dan belum ada kepastian kapan akan masuk sekolah kembali.


Lanjut memasuki ramadhan, khabar covid yang saya dengar semakin mengerikan. Sesekali saya cek pesan whatapps dengan cari sinyal dan harus menempuh 8 km keluar kampung untuk dapatkan sinyal 4G. 

Info-info di grub-grub we a pun bikin saya ngeri soal virus ini.

Malah ada tulisan yang bilang, kalau udah dijemput dengan ambulance, mungkin itu kali terakhir bertemu kelurga, huff pokoknya mengerikan masa itu.

Sampai kami mulai menyetok makanan, jika misal keadaan semakin parah dan mobil pengantar bahan makanan tak masuk kekampung.

Tapi kata suami, di kampung nggak perlu khawatir, sebab masih bisa makan  dari tumbuh-tumbuhan, nggak masuk gas, masih bisa masak dengan menggunakan kayu bakar. Yang perlu disetok hanya garam sebab kami dipegunungan.


Aktivitas di kampung tetap seperti biasa, karena nggak ngajar saya dan suami mulai membuka ladang baru. Kami mulai bertani, menanam jagung waktu itu.

Saya bersyukur, masa pandemi dimana orang-orang kota  pada dirumahkan dan tidak bekerja, orang-orang kampung masih tetap produktif setiap pagi pergi ke ladang masing-masing.

Bulan puasapun begitu, karena diladang tak bertemu dengan orang banyak, hanya cangkul dan tanaman yang dihadapi.


Ramadhan hampir berakhir, saya tanya ke para tetangga yang anak-anak mereka di rantau, kebanyakan tidak bisa pulang karena corona dan mereka yang dikampungpun cukup memahami.


Saya telpon adik ipar pun, yang biasanya pulang setiap lebaran pada tidak bisa pulang. Mereka khawatir kalau pulang bakal menyusahkan keluarga, virus bakal menyebar dan orang-orang tua banyak yang rentan. 

Bisa-bisa apa (panggilan untuk ayah mertua) nggak bakal diminta mendoa karena warga takut anaknya ada yang pulang dari rantau. Begitu kata adik ipar.


Adik suami yang paling kecil yang bisa pulang, itupun dia pulang sudah jauh - jauh hari sebelum Ramadhan, sebelum ada PSBB.

Waktu dia pulang pun, pas saya kerumah mertua dia bilang “uni jaga jarak, karena baru pulang” 

Saya bilang sama anak-anak nggak usah dekat-dekat dulu sama tantenya karena baru dari Padang.


Di kampung saya hanya mendengar berita corona begini-begini, ada yang positif di Muaralabuh, ada yang ayahnya meninggal sesak nafas dalam perjalanan ke Padang, sebab anaknya pulang dari Jakarta, ada yang satu keluarga postif setelah menjemput anaknya dari Padang dan segala macam yang bikin ngeri. Akan tetapi di kampung tetap saja aktivitas seperti biasa, sholat tarawih dan sholat jum’at tetap diadakan. Mendoa kerumah-rumah masih tetap ada.


Mendekati hari raya waktu itu ada cerita lucu kalau saya ingat-ingat.

Karena corona ini tentu banyak yang tak bisa pulang kampung, jadi setiap ada yang pulang dari rantau langsung jadi bahan pembicaraan amak-amak di lapau.

Anak siini pulang, anak si itu pulang. Tentunya kami dikampung agak sedikit merasa geram, dah nggak boleh mudik, nekat pula pulang. Kami khawatir yang mudik bawa virus dan kampung yang biasanya aman-aman jadi tertular.

Tentu banyak yang kemudian mulai menjaga jarak dengan keluarga yang didatangi dari rantau.


Nah, pas tiga hari menjelang lebaran.

Saya dapat cerita dari amak-amak di lapau. Ada tiga anak muda pulang dari Padang menyeludup naik mobil kampas (mobil kamps, mobil yang membawa 

bahan-bahan makanan dari kota) trus dijemput sama keluarganya di simpang. 

Ketiga anak muda itu tinggalnya satu jorong sama Saya, malah satunya lagi tetangga.

Dan malamnya pak jorong mengumumkan lewat toa mushala agar ketiga anak muda itu melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Tentu kami dikampung khawatir kalau-kalau mereka OTG.

Sampai-sampai karena warga ketakutan, nggak ada yang tarawih di mushala, sebab anak yang pulang dari Padang itu, Ayahnya jemaah mesjid dan rajin ke mesjid.

Banyak yang menghindar dengan bapak tersebut. Itu baru kami ketahui saat bapak tersebut datang kerumah menitipkan zakat fitrah, sambil curhat kesuami beliau merasakan respon warga saat anaknya pulang dan orang-orang banyak yang menghindar dari beliau, dan hal itu membuat beliau merasa sedih.


Saat malam idul fitri, suami bilang “hati-hati sama si ini, anaknya baru pulang dari padang dijemput pakai mobil dan kurang sehat”

Gegera itu, paginya saya dan anak-anak tak jadi sholat dimushala, khawatir ybs ikut juga shalat idul fitri, wkwkwkw.

Tapi rupanya kata adik ipar mereka sekeluarga sholat iednya di masjid dekat rumah mertua, ketemu sama adik ipar dan sedikit kesal bilang “ ikut juga sholat idul fitri, padahal baru dari Padang, nggak pakai masker lagi”

Sambil meminta mertua untuk tidak dekat-dekat dan tidak salaman.


Yaah, begitulah cerita ramadhan tahun lalu, saat berita berita corona tampak mengerikan dan orang-orang kampungpun sering khawatir sama mereka yang baru datang dari kota.


Namun, saat idul adha, yang tidak pulang idul fitri banyak yang pulang dan suasana biasa-biasa saja nggak ada lagi rasa takut dari kami yang tinggal dikampung.

Tapi kini, menjelang lebaran berita-berita covid ini kembali mengerikan.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Sebelum melahirkan anak keempat, dokter sudah menyarankan untuk steril karena riwayat tiga kali ceasar. Jika hamil lagi maka dikhawatirkan akan terjadi pelengketan organ dalam. Maka, tiga tahun lalu saat melahirkan Khadijah anak keempat kami, sudah langsung di steril.

Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang ditujukan bagi orang yang tidak ingin memiliki anak kembali.

Metode ini lebin aman dan tingkat akuratnya 100 persen tanpa efek samping ketimbang kb hormonal seperti pil dan suntik.

Biasanya dokter hanya menyetujui orang-orang yang akan di steril dengan riwayat tiga atau empat kali ceasar. Sudah memiliki anak laki- laki dan perempuan serta usia diatas 30 tahun.

Sterilisasi untuk perempuan dinamakan tubektomi dengan memotong, menutup, mengikat saluran tuba yaitu saluran yang menghubungi indung telur dengan rahim, ditutup agar sperma tidak masuk kedalam rahim supaya tidak terjadi pembuahan.

Setelah melahirkan anak keempat dan saat konsul jahitan operasi, untuk meyakinkan, saya kembali bertanya, “sudah disteril kan dok”?

“sudah, sudah diikat dan dipotong” jawab dokter yang membantu persalinan anak keempat

Kini usia sikecil sudah 3 tahun, Februari kemarin saya terlambat haid, sehari, dua, tiga hari masih dimaklumi dan setelah satu minggupun haid juga tak kunjung datang. Saya mulai gamang “apa jangan-jangan hamil ?” bathin saya bertanya-tanya. Karena selama ini siklus menstruasi saya selalu lancar dan tidak pernah telat lebih dari satu minggu. Terbesit niat untuk beli testpack,

Sayapun meluncur  ke polindes,

Kata bu bidan, “test disini saja bu”

Saya bilang, “dirumah saja bu, besok pagi”

Paginya saat bangun tidur, sebelum mengambil wudhu, saya test dan hasilnya sungguh diluar dugaan, ada tanda garis dua berwarna merah pada alat tersebut, berarti saya benar hamil. Perasaan saya langsung nelangsa, sudah steril mengapa bisa hamil?

Besoknya saya ke bidan dan menunjukkan hasik testpack,

Bidan  bilang, ada yang memang bisa hamil lagi setelah disteril atau bisa juga penebalan dinding rahim, untuk lebih tahu hasilnya memang harus ke dokter untuk USG.

Perasaan saya masih fifty-fifty, karena saya masih belum merasakan apa -apa layaknya orang hamil seperti mual dan pusing.

Lima hari setelah itu saya ke dokter kandungan,

Saat ke dokter kandungan hanya konsul saja, belum bisa di USG saat ini karena akan belum nampak kantong rahimnya, beliau menyarankan untuk USG transvaginal, namun saya menolak dan

Dokter menyuruh dua minggu lagi datang untuk USG.

Ada dua kemungkinan, jika terjadi pembuahan bisa hamil diluar kandungan dan hamil didalam kandungan. Dan jika terjadi sakit perut yang hebat hingga tidak bisa berjalan maka harus segera ke UGD karena kemungkinan hamil diluar kandungan tentu akan dilakukan tindakan operasi, begitu saran beliau.

Dua minggu berlalu, mual dan pusing mulai saya rasakan. Kembali ke dokter kandungan dapat antrian terakhir, jam 9 malam saya mesuk keruang praktek dan oleh perawat saya langsung disuruh untuk berbaring, perawat mengoleskan gel keperut saya, lalu dokter mulai melalukukan USG, maka nampak di layar monitor seukuran tv 21 inchi menempel didinding  tepat didepan saya berbaring. Sudah nampak kantong rahim dan janin yang berukuran 2,29 cm dengan usia kandungan 9 minggu. Artinya saya fix hamil didalam kandungan.

Dokterpun menjelaskan, mengapa bisa terjadi pembuahan. Bisa jadi saluran tuba yang di potong dahulu menyatu kembali, ibarat orang patah tulang yang lama kelamaan tulang akan menyatu kembali. Namun sayangnya beliau tak bisa banyak memberi penjelasan karena bukan beliau yang membantu persalinan saya sebelumnya

Ya, saat ini saya sedang di Sumatera Barat, sementara anak- anak saya sebelumnya lahir di Tanjungpinang.

“Tapi ibu jangan khawatir, ada dua pasien saya dulunya juga begini”. Ucap beliau menenangkan.

“Saya juga tidak tahu bagaimana prosesmemotongnya, mungkin tipis khawatir terkena pembuluh darah” ujarnya lagi.

Terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan mengapa bisa terjadi pembuahan. Namun satu kemungkinan yang tak dapat dipingkiri bahwasannya semuanya adalah kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Jika Allah berkehendak “Kun fayakun”

Mohon do’a sahabat semua agar saya bisa melalui masa-masa kehamilan dan persalinan dengan sehat, lancar dan bahagia

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Penulis


Ibu lima anak, lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang senang menulis, dan sekarang berprofesi sebagai ghost writer, content writer dan blogging mentor
Baca Selengkapnya >

: hafizhafizah32@gmail.com

: +62853 6423 8802


Komunitas


Yang Banyak Dibaca Bulan Ini

  • Menampilkan Blog Mobile Friendly Pada Blogspot
    Cara termudah agar tampilan blog anda mobile friendly adalah dengan mengatifkan fitur seluler dengan cara : 1. Masuk ke ha...
  • LOMBA MENULIS CERPEN DEADLINE AGUSTUS 2015
    Perlombaan menulis cerita pendek dengan tema “Damn! I’m in Love” sebagai rangkaian dari acara Psychofest (Psychology Festival) 2015. Peser...
  • Inilah Khasiat Kurma Muda Yang Belum Kamu Ketahui
    Dokumen Pribadi Kata orang, wanita hamil itu suka makan yang asem-asem seperti mangga muda atau kedondong. Namun sejauh pengalaman say...
  • Ingin Mendapatkan Uang Dari Blog? Begini Caranya
    Sejak postingan saya di facebook tentang penghasilan dari googe adsense, banyak yang bertanya bagaimana sih ngeblog itu bisa menghasil...
  • Ogura Batam : Cake Zaman Now Dan Kisah Sedih Dibaliknya
    Foto : rahayuasda Karena sedang hamil muda selera saya pun kepengen yang macam-macam. Apalagi gaweannya tiap hari melototin facebook, ...

Tulisan Terbaru

Categories

  • Blogging
  • Cerita Kehamilan
  • Curcol
  • Harbolnas1212/2017
  • Info Lomba
  • Jalan - jalan
  • Kehamilan
  • Parenting
  • Penulis Zana Now
  • Resep
  • Review
  • Storytelling
  • Tentang Saya

Facebook

Arsip Blog

  • ►  2025 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2024 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  April (4)
  • ▼  2021 (5)
    • ►  September (1)
    • ▼  May (3)
      • Menumbuhkan Minat Baca Anak Bersama Let’s Read Ind...
      • Mudik, situ yang senang kami yang ketakutan
      • Hamil lagi setelah steril mungkinkah?
    • ►  February (1)
  • ►  2020 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (31)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (7)
    • ►  August (4)
    • ►  July (7)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (38)
    • ►  December (5)
    • ►  November (9)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (89)
    • ►  December (11)
    • ►  November (9)
    • ►  October (12)
    • ►  September (8)
    • ►  August (9)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (3)
    • ►  April (8)
    • ►  March (7)
    • ►  February (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  August (1)
    • ►  July (11)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2015 (28)
    • ►  October (1)
    • ►  July (25)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2010 (1)
    • ►  June (1)

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes