• Beranda
  • Tentang Saya
  • Kategori
    • Review
    • Curcol
    • Parenting
    • Lomba Blogging
  • Portofolio
  • Daftar Isi
  • Kontak

Rahayu Asda

 

Begini Bedanya Hidup Di Kota Dengan Di Desa

 


                Saya lahir dan besar di Kota Kecil Tanjungpinang, kota yang kini menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Karena sudah biasa tinggal di perkotaan dengan segala kemudahan fasilitas, apalagi sudah ada layanan online seperti gojek dan grab. Begitu juga ingin makan sesuatu tinggal pesan melalui aplikasi, juga belanja online dengan ongkos kirim yang relatif murah.

                Dan kini saya dihadapkan dengan kenyataan bahwa saya harus tinggal di desa, dan mengajar dipondok pesantresn di pelosok Sumatera Barat.  Pelosok, mengapa saya menyebutnya pelosok, sebab daerahnya masih susah sinyal seluler, jadi jangan mengharapkan untuk bisa browsing internet apalagi bermedsos ria sambil baca cerbung KBM. Aplikasi online ingin ada disini?, anggap saja hanya mimpi, karena angkutan umum juga tidak masuk di kampung ini. Transportasi sehari-hari hanya menggunakan motor. Letak kampung tempat saya tinggalsaat ini berada di lembah bukit barisan, hal itu yangmenyebabkan sinyal terhalang bukit dan sinyal seluler mengap-mengap. Dari jalan lintas sekitar delapan kilo meter Solok – Muaralabuh dan sekitar 80 kilometer dari Kota Padang ibu kota provinsi Sumatera Barat. Untuk bisa kesini jalannya cukup menguras adrenalin, dengan mendaki bukit yang kemiringannya sekitar 120 derajat, sisi kiri jalan adalah tebing dan sisi kanan jalan adalah jurang.   


                Enyahkan sifat manja, jangan lebay apalagi baper karena telah terbiasa dengan kemudahan fasilitas. Mau tidak mau, suka tidak suka kata-kata wonderwomen sepertinya bisa melekat pada diri emak blogger ini, wkwkwkw. Karena tiap hari mesti ngantar anak sekolah dengan motor melewati jalan bergelombang dan berliku.  Makanya teman-teman saya di asrama dulu tangguh-tangguh dan kuat mental, sebab alam Sumatera Barat sangat menantang dan mengajarkan agar kuat bertahan hidup. Duhhh segitunya ha ha ha.

                Nah, setelah sekian purnama hidup disini, maka saya mau tuliskan bedanya hidup didesa dengan dikota.

Pertama, Segi Ketenangan

Tinggal di desa lebih tenang dan nyaman tentunya sebab masih ada hutan, banyak sawah dan ladang serta pepohonan hijau, jadi udaranya sejuk dan adem, trus kalau mau mandi pagi hari, airnya seperti rasa air dalam kulkas sangking dinginnya. Nah, dengan dikota, tahu sajalah karena sudah penuh dengan rumah-rumah, pohon-pohon ditebang dan polusi udara dimana-mana. Tenang versi saya juga kebutuhan pokok buat makan sehari-hari bisa setengah dari harga kota, nggak terlalu pusing dengan harga-harga naik apalagi berita hoaxs yang bertebaran di medsos. Tentang virus corona juga orang kampung slow saja, masa pandemi dua tahun lalu itu ngga terasa banget di kampung.

 

Kedua, Susah sinyal




Susah sinyal dan sulitnya akses internet. Seperti yang saya bilang diatas tadi, dikampung ini susah sinyal. Hal ini karena kampung tempat saya tinggal berada di lembah dan dikelilingi perbukitan bukit barisan. Sinyal dari tower operator terhalang oleh bebukitan. Jadi jaringan di sini adalah jaringan GSM alias Geser Sedikit Mati. Beda dong dengan di perkotaan yang jaringannya sudah 4G, akses apasaja lancar jaya, bisa gunakan aplikasi apa saja.

 

Ketiga, keramahan penduduk

Meminta garam, bawang atau bumbu-bumbu dapur yang kebetulan sedang tidak ada dirumah ketetangga adalah hal biasa. Kalau lihat itu Saya jadi teringat kenangan masa kecil di Tanjungpinang dimana hubungan dengan tetangga sudah seperti saudara, biasa juga meminta bumbu dapur dan saling tukar-menukar makanan. Jika sekarang jangan harap akan bisa seperti itu di Kota, meminjam garam ke tetangga, kamu bakalan dicurcolin sama tetanggamu di grub curhat emak-emak di facebook ha ha ha.

Keempat, tamu langsung masuk kerumah

Di kampung itu tamu itu langsung masuk kerumah, baik laki-laki maupun perempuan walaupun misal suami lagi tak dirumah, ada yang datang nyampaian kabar begini atau ada jemputan undangan. Maka suami pesan selalu kunci pintu, kalau suami tak dirumah dan ada tamu, lihatnya dari jendela saja wkwkwkw.

Tinggal di kota maupun didesa masing-masing ada istimewanya, Namun terkadang satu sisi jiwa manusia juga butuh yang namanya ketenangan, maka solusianya memang membangun rumah dipedesaan wkwkwkkw. Ngayal dot com akyuuuuuu

 

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Memiliki buah hati adalah dambaan semua orang, begitupun juga dengan saya. Sebulan setelah menikah, Alhamdulilah Allah menitipkan amanah  kedalam rahim saya. Seperti kebanyakan wanita hamil pada umumnya, yang mengalami masa-masa mual, muntah, pusing,  itu adalah suatu kewajaran. Hingga pada tanggal  24 September 2008, bertepatan tanggal 24 Ramadhan, buah hati kami yang pertama, seorang putri cantik lahir kedunia dengan persalinan Sectio Caesarea, di bantu oleh dokter Basit SpOG di Rumah Sakit Angkatan Laut Tanjungpinang. Ibu mana sih yang tidak ingin melahirkan secara spontan/normal, namun karena pada setelah bukaan lima, bukaan lahir tidak bertambah, akhirnya dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi. Dengan berat hati saya menandatangani surat persetujuan operasi, hal itu menandakan pengalaman saya operasi untuk ketiga kalinya.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Images : Google

Suatu ketika di sebuah negeri tinggalah seorag tukang kunci yang mahir. Namanya terkenal hingga kepenjuru negeri. Banyak orang yang datang kepadanya dan mengakui kemampuannya membuat anak kunci. Tak ada lubang pintu ataupun gembok yang tak dapat di bukanya. Tak ada ikatan yang dapat di tembusnya. Segala macam kunci mampu dibuatnya. Tak heran, setiap hari rumahnya selalu di penuhi oleh orang-orang yang meminta bantuannya untuk membuat anak kunci.
Sayang, lambat laun kemasyurannya itu membuatnya sombong, Setiap kali ia berhasil membuka kunci yang tertutup, ia selalu sesumbar, “lihatlah aku, tak ada satupun kunci yang  tak dapat kubuka. Anak kunci buatanku paling hebat dan tak ada yang menandinginya!” Tangannya mengangkat tinggi-tinggi serenceng anak kunci yang terikat pada gelang-gelang besi. Gemerincing besiberadu terdengar di sela-sela tawa si Tukang Kunci.”Akulah siu Raja KUnci …”
Musim terlah berubah, waktu telah berganti, namun kesombongan itu yang sering di pamerkannya semakin menjadi-jadi. Walaupun mengakui kehebatannya, tapi orang-orang tidak suka dengan kesombongan yang sering di pamerkannya. Bahkan kini si tukangkunci itu semakin jumawa. Ia mulai mengaggap dirinya tukang kunci paling hebat seluruh dunia. “Ayo … ayo … siapa lagi yang butuh bantuanku. Tak ada lubang kunci yangtak dapat ku tembus. Tak ada rantai yang tak dapat ku lepaskan,” ujarnya menepuk dada.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar


Ceritakanlah tentang mimpi kemarin, nyala korek api, nyanyian daun, bisikan angin, buku-buku yang membakar do’a – do’a dan lumpur serta bau tanah yang masih memenuhi laci lemarimu.
Mau kah, ku ajak untuk pergi bersama angin, meski malam berjalan bagai panas yang menghanguskan.
“Aku sudah penat,” katamu,
“Aku ingin mematahkan belenggu-belenggu yang membuat letih kakiku,”ujarmu lagi.
Tunggulah kawan
Sebentar,
Kita sudah letih mendaki jalan ini, jiwa kita gemetaran terhadap teror perjalanan.
Tapi,
Tetaplah berdiri diatas kakimu,
Karena di persimpangan jalan, kita masih bisa menatap Mentari.
Walau dengan itu, kau mesti mencari serpihan kulit yang kau robek dari tanganmu sendiri.
Tanjungpinang, 4 Juni 2017
#GiveawayJA
#BSP
#OHP
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Begitu juga dengan Kehidupan, 
Tak selamanya Kehidupan, indentik dengan kesenangan, apalagi kesedihan.

Karena Roda terus berputar,
bisa jadi saat ini, engkau mengalami kesulitan
maka janganlah bersedih apalagi putus asa
bukankah Allah telah janjikan
Bahwa di balik kesulitan akan ada kemudahan?
Perbanyaklah syukur, sabar dan istighfar

Namun, jika saat ini, engkau sedang mendapati
kenikmatan hidup, janganlah sombong apalagi membanggaan diri
karena semua itu adalah ujian dari Allah,
Mudah saja bagi Allah membolak balik keadaan manusia.
Perbanyaklah amalan, shodaqah dan mengasihi orang miskin

Tanjungpinang, 12 Ramadhan 1438 Hijriah
Memasuki Penggal kedua Ramadhan.

#CatatanEmakBloger
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Letak kota Tanjungpinang yang  berada pada gugusan pulau-pulau di Kepulauan Riau, menjadikan saya hanya pulang setahun sekali ketika libur panjang dibulan Ramadhan. Dahulu harga tiket pesawat jauh dari kata terjangkau. Maka alternative selanjutnya, mesti mengunakan kapal Pelni dengan rute Tanjungpinang – Dumai yang berlayar 1 kali dalam dua pekan. Dari Dumai perjalananpun dilanjutkan dengan menggunakan bus antar provinsi yang menghabiskan waktu satu hari perjalanan.
Liburan panjang itu  membuat kami sesama  warga asrama rindu akan suasana dan hiruk pikuknya kegiatan asrama. Antrian mandi, angkat kayu bakar, jadwal piket ambil  nasi, apalagi pengumuman  dari qismu lughah untuk meng iqab pelanggar bahasa yang di tunggu-tunggu setiap lepas sholat magrib. Itu menjadi hiburan tersendiri bagi kami. Sebab itu, membuat hati ingin segera menuntaskan libur dan kembali keasrama. Bagi teman-teman, kedatangan saya keasrama adalah yang paling di tunggu – tunggu J J J J, karena alm ibu selalu membekalkan aneka kue kering dan minuman kaleng yang memenuhi isi koper sebagai oleh-oleh buat teman-teman.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Saya lahir dan di besarkan di tanah melayu, Kepulauan Riau bernama, sebab  terdiri dari beberapa pulau. Walaupun begitu, saya masih tetap keturunan Minang dan berdarah Minang. Karena itulah di tahun 1999 saya terdampar di asrama putri , Madrasah Aliyah Program Khusus di desa Koto baru Padang Panjang. Letak sekolah kami  sangat strategis di tepi jalan lintas sumatera. Tepat dikaki dua Gunung, Merapi dan Singgalang.
Abu barelang yang keluar dari mulut gunung Merapi, itu sudah jadi hal yang biasa. Karena kami selalu menyaksikannya setiap pagi.  Di sana saya belajar kitab kuning dengan tulisan arab yang tidak berbaris, ditambah padat nya kegiatan asrama. Terkadang sering muncul juga persaan jenuh, apalagi jauh dari keluarga. Jika sedang merasa seperti itu, saya langsung menuju belakang asrama , duduk di tangga menghadap tabek (kolam ikan) sambil  menikmati indahnya pemandangan gunung Singgalang secara dekat. Tampak pula para petani dan hamparan kebun wartel yang berjejer. Sungguh pemandangan itu membuat rindu keluarga terobati.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Penulis


Ibu lima anak, lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang senang menulis, dan sekarang berprofesi sebagai ghost writer, content writer dan blogging mentor
Baca Selengkapnya >

: hafizhafizah32@gmail.com

: +62853 6423 8802


Komunitas


Yang Banyak Dibaca Bulan Ini

  • Menampilkan Blog Mobile Friendly Pada Blogspot
    Cara termudah agar tampilan blog anda mobile friendly adalah dengan mengatifkan fitur seluler dengan cara : 1. Masuk ke ha...
  • LOMBA MENULIS CERPEN DEADLINE AGUSTUS 2015
    Perlombaan menulis cerita pendek dengan tema “Damn! I’m in Love” sebagai rangkaian dari acara Psychofest (Psychology Festival) 2015. Peser...
  • Inilah Khasiat Kurma Muda Yang Belum Kamu Ketahui
    Dokumen Pribadi Kata orang, wanita hamil itu suka makan yang asem-asem seperti mangga muda atau kedondong. Namun sejauh pengalaman say...
  • Ingin Mendapatkan Uang Dari Blog? Begini Caranya
    Sejak postingan saya di facebook tentang penghasilan dari googe adsense, banyak yang bertanya bagaimana sih ngeblog itu bisa menghasil...
  • Ogura Batam : Cake Zaman Now Dan Kisah Sedih Dibaliknya
    Foto : rahayuasda Karena sedang hamil muda selera saya pun kepengen yang macam-macam. Apalagi gaweannya tiap hari melototin facebook, ...

Tulisan Terbaru

Categories

  • Blogging
  • Cerita Kehamilan
  • Curcol
  • Harbolnas1212/2017
  • Info Lomba
  • Jalan - jalan
  • Kehamilan
  • Parenting
  • Penulis Zana Now
  • Resep
  • Review
  • Storytelling
  • Tentang Saya

Facebook

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  March (1)
      • Kenapa Menulis?
  • ►  2024 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2021 (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (3)
    • ►  February (1)
  • ►  2020 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (31)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (7)
    • ►  August (4)
    • ►  July (7)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (38)
    • ►  December (5)
    • ►  November (9)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (89)
    • ►  December (11)
    • ►  November (9)
    • ►  October (12)
    • ►  September (8)
    • ►  August (9)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (3)
    • ►  April (8)
    • ►  March (7)
    • ►  February (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  August (1)
    • ►  July (11)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2015 (28)
    • ►  October (1)
    • ►  July (25)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2010 (1)
    • ►  June (1)

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes