• Beranda
  • Tentang Saya
  • Kategori
    • Review
    • Curcol
    • Parenting
    • Lomba Blogging
  • Portofolio
  • Daftar Isi
  • Kontak

Rahayu Asda


  “Nyambung kemana sekolah”
          Anak itu hanya menggeleng, tanda tak melanjutkan sekolah lagi.
          “Ngapa tak sekolah? Tanya Saya sedikit mendesak, bukankah sekolah saat ini gratis dan tak ada alasan untuk tidak bersekolah. 
    
        Lagi – lagi dia hanya menggeleng, sebagai jawaban atas keenggananya melanjutkan sekolahnya ke sekolah menengah pertama. Saya tahu dia tidak bersekolah bukan lantaran karena biaya. Andri namanya, saya kenal dengannya lantaran dia ikut membantu suami membersihkan ladang kami. Jika tidak ikut kerja diladang, kadang dia ikut ke hutan bersama warga sekitar untuk mencari emas. Ada puluhan anak-anak di kampung ini yang memilih takdir senasip dengan Andri. Tidak bersekolah bukan karena biaya, melainkan ketidaktahuan mereka akan pentingnya menuntut ilmu. 


Gambar : koleksi pribadi

Perkenalkan, Saya Rahayu Asda, seorang guru pada salah satu Pondok Pesantren di daerah pelosok Sumatera Barat.  Awal tahun kemarin, Saya menerima tawaran untuk mengajar disini. Pernah merasa ragu untuk menerima tawaran tersebut, jangankan akses internet, untuk menelpon saja sinyal seluler tidak ada sama sekali. Saya harus menempuh perjalanan delapan kilometer keluar kampung untuk bisa menikmati koneksi internet yang lancar.

Hati nurani Saya tergerak, sekolah ini kekurangan guru. Tak ada yang mau tinggal di kampung yang tak bersinyal sementara revolusi industri saja sudah era 4.0. Era digital dimana segala sesuatu bisa di kontrol dengan sebuah alat yang bernama smartphone. Saya merasa seperti hidup di zaman batu, tak bisa menghubungi siapapun, apalagi di rumah kami juga tidak ada televisi. Kampung ini tidak ada sinyal seluler lantaran berada di lembah-lembah bukit barisan dan berada di pinggiran hutan. Untuk sampai ke kampung ini mesti melewati jalan berliku dihiasi oleh tebing dan jurang. 

Sembilan puluh sembilan persen masyarakat disini adalah petani. Mengapa saya katakan 99% adalah petani, sebab ada warga yang bekerja sebagai guru juga mempunyai ladang untuk bercocok tanam, ada yang polisi juga begitu. Oleh sebab itu, anak-anak disini sedari sekolah sudah di ajak keladang oleh orang tua mereka. Hingga mereka berpikir buat apa sekolah, toh akhirnya nanti juga akan keladang atau kesawah. Makanya angka putus sekolah disini sangat tinggi.

Contoh dekatnya, di pesantren tempat saya mengajar saja, belum sampai satu tahun saya mengajar disini, sudah ada enam anak yang berhenti dari pondok dengan alasan yang beragam. Sekali lagi saya katakan, bukan karena biaya. Pondok tempat saya mengajar sengaja menggratiskan biaya pendidikan, agar anak-anak di kampung ini mendapatkan bekal pendidikan agama. Kurangnya motivasi, khusunya dari orang tua mereka itu penyebabnya. Tak ada paksaan untuk bersekolah, berhenti sekolah sudah dianggap biasa, malah sudah bisa di ajak untuk ke ladang dan dapat membantu orang tua. Saya tak bisa bayangkan jika generasi muda Indonesia putus sekolah dan hanya hidp untuk diri dan keluarga. Sementara anak-anak adalah harapan Indonesia, sebagai wujud peran generasi muda dalam memajukan Indonesia 

Pernah saya tanya ke para santri tentang latarbelakang pendidikan orang tua mereka. Sebagian besar orang tua mereka tidak tamat sekolah. Makanya setiap mengajar, selalu saya tekankan kepada mereka akan pentingnya menuntut Ilmu. Selalu saya motivasi mereka untuk mencapai cita-cita setinggi –tingginya, menjadi orang yang bermanfaat untuk agama dan negara, khusunya bisa membangun kampung dan menjadi contoh buat generasi se lanjutnya. 
Gambar : koleksi pribadi

Gambar diatas adalah salah satu tulisan santri ketika saya meminta mereka untuk menuliskan cita-cita mereka. Setiap kelas selalu saya motivasi mereka untuk semangat belajar dan jangan putus sekolah.

Ah, jika seandainya saya menjadi pemimpin dan akan saya lakukan untuk Indonesia :
Saya ingin sekali memajukan pendidikan anak-anak negeri, khususnya anak-anak di daerah tertinggal dan terpelosok agar bisa menikmati pendidikan layaknya anak-anak  perkotaan. 
Gambar : pixabay


Dengan cara : 
Pertama : mendatangkan guru-guru yang berkualitas untuk mendidik pelajar-pejalar khusunya didaerah terisolir. 
Gambar : pixabay


Kedua : menghadirkam tim trainer motivasi untuk anak-anak di kampung akan pentingnya menuntut ilmu. 
Gambar : pixabay


Ketiga : memberikan  beasiswa pendidikan untuk anak berprestasi agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 
Gambar : pixabay


Keempat : membuat pusat kegiatan belajar masyarakat serta mengadakan pelatihan- pelatihan skill untuk para pemuda.
Gambar : pixabay


Anak-anak disini bukan enggan untuk bersekolah, hanya saja pemahaman mereka yang belum sampai tentang pentingnya pendidikan dan menuntut ilmu. Mengajar di daerah pelosok adalah pilihan saya sebagai bentuk pengabdian yang saya lakukan untuk Indonesia. Semoga kita semua adalah insan-insan yang senantiasa berjuang untuk memajukan pendidikan di Indonesia

#Kabarhutan
 \#Golonganhutan 
#GolHutXBPN 
#BlogCompetitionSeries



Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
           
        Lima bulan lalu, saya  memutuskan merantau ke Sumatera Barat. “merantau” versi saya  aslinya ikut suami ke kampung halamannya di Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat. Dengan berbagai pertimbangan saya mengiyakan ajakan suami, lantaran rasa tanggung jawabnya sebagai anak laki-laki untuk mengurus kampung halaman dan belasan hektar ladang orangtuanya yang  berdekatan dengan hutan dan tidak terurus. Logikanya, dimana-mana orang pergi merantau kekota, sementara kami malah berbalik pulang kampung. Ragu, pastinya selalu ada, apalagi anak-anak juga harus pindah sekolah, dan kami mesti memulai semuanya dari nol.  

           Terpikir juga, nanti disana mau kerja apa, dan ngapain karena dulunya selalu berpikir roda ekonomi itu berjalan di kota. Apalagi kampung suami berada di lembah dan dikeliling perbukitan, 10 kilometer  kedalam dari jalan lintas menuju kota Muaralabuh dan 88 kilometer dari kota Padang Sumatera Barat. Jangan mengharapkan sinyal internet ada markonah, sinyal telpon selulerpun suka merajuk mirip anak gadis dalam pingitan. Handphone mesti dilatekkan diatas jendela dulu baru dapat sinyal. Begitulah kondisinya yang membuat saya mesti berdamai dengan keadaan. Berada di lembah perbukitan suasana perkampungan masih asri dan alami apalagi dekat dengan hutan. Sebenarnya tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena hutan adalah sumber pangan dan didalamnya tersimpan banyak manfaat, maka hutan harus dipelihara dan dijaga dengan baik.
           
               Hutan adalah kawasan yang ditumbuhi pepohonan lebat dan tumbuhan lainnya yang berfungsi sebagai penampung karbondioksida, habitat hewan modulator arus hidrologika, pelestari tanah dan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting (wikipedia.org). Satu diantara manfaat hutan adalah sumber oksigen O2 dan menyerap karbondioksida, makanya hutan dianggap paru-paru bumi. Sebagai organ vital tentu paru-paru mesti dijaga kelestariannya.  45, 17 % wilayah Sumatera Barat merupakan kawasan yang tutupi hutan (sumber : wikipwdia.org). Maka tak jarang, hasil ladang lebih banyak ditumbuhi tanaman hutan seperti kopi, kayu manis, pinang dan kalumumu. Disebabkan ayah mertua sudah tak sanggup lagi untuk pergi keladang, pohon kopi dan pinang dibiarkan begitu saja hingga biji kopi habis dimakan tupai. Dari pada tidak terolah, batang kopi tumbuh terbiar hingga munculah ide untuk memproduksi kopi daun kawa. Biasanya orang minum kopi dari biji kopi yang diolah, kini ada cara berbeda dalam menikmati kopi itu dengan menyeduh daun kopi seperti menyeduh teh dan dicampur gula aren. Kopi kawa daun bukan berasal dari biji kopi melainkan dari daun kopi yang sudah kekuning-kuningan.

         Kopi daun kawa berkhasiat untuk menurunkan kadar insulin dan mencegah diabetes juga berkhasiat menyeimbangkan kadar gula darah tanpa menaikkan detak jantung. Cocok sekali dengan saya yang beberapa hari terakhir ini  sering merasa kehausan dan punya hasrat selalu ingin buang air kecil sebagai gejala awal gula naiknya gula darah. Sebenarnya saya bukan termasuk pecinta kopi, namun saat menyeduh kopi daun kawa rasa alami daun kopi yaitu peepaduan kopi dan teh. Kopi daun kawa diseduh dan dicampur madu, meminumnya dicampur dengan gula aren lebih nikmat lagii
Nanamoertier Photowork


Sekilas tentang kopi daun kawa sebagai sumber pangan dari hutan

              Kopi daun atau kawa daun atau aia kawa begitu penyebutan orang minang adalah daun kopi lokal yang dikeringkan di atas perapian dengan tungku supaya dapat disimpan dalam waktu yang lama dan cara meminumnya diseduh seperti teh. Cara pengolahan dengan pengasapan diatas tungku untuk menambah cita rasa kopi agar semakin nikmat. Ada dua versi sejarah asal muasal kopi daun kawa, yaitu ketika intruksi kerja paksa zaman Belanda yang harus memproduksi biji kopi sementara warga probumi dilarang meminum kopi menjadikan masyarakat pribumi mengolah daun kopi menjadi minuman yang tak kalah nikmat dengan biji kopi asli. Namun, menurut Prof. Gusti Asnan dari Universitas Andalas yang dilansir dari kompas.com bahwa tradisi meminum kopi ini sudah ada sejak zaman sebelum Belanda masuk. Orang-orang minangkabau sangat menikmati tradisi meminum kawa daun ini. dan baru menyadari nilai biji kopi pada abat ke 18 saudagar dari Amerika yang membeli biji kopi.

Disamping memiliki cita rasa yang tinggi, ternyata kapi daun juga memiliki kaya manfaat yang sangat berkhasiat bagi kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian kopi daun kawa atau aia kawa memiliki beberapa khasiat :

1. Antioksidan dan kadar fenol berbagai ekstrak daun kopi tertinggi terdapat pada ekstrak daun kopi Liberika tua. Dengan demikian, daun tua kopi Liberika berpotensi sebagai sumber antioksidan yang dapat diaplikasikan sebagai bahan alami sumber pangan dari hutan.  Antioksidan berkhasiat untuk menghancurkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.

2. Anti – Inflamasi
Mangiferin yang sangat tinggi dari kawa daun bersifar antiinflamasi dan bisa membantu meringankan rasa sakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

3. Menekan Diabetes
Kopi daun kawa atau air kawa bermanfaat menurunkan kadar insulin dan mencegah diabetes. Fungsinya menyeimbangkan kadar gula darah.

4. Menurunkan resiko penyakit jantung
Aia kawa dapat mencegah masalah kardiovaskular dan penyakit jantung karena tingginya tingkat menguferin yang dapat menurunkan tekanan darah.

5. Melancarkan saluran pernafasan bagi penderita sesak nafas jika menkonsumsinya dicampur dengan jahe.

         Begitu banyak manfaat dan khasiat dari daun kopi yang dikonsumsinya dengan cara diseduh. Khususunya lagi berkhasiat untuk kesehatan. Apalagi penikmat kopi juga sangat menyukai kopi daun karena sensasi rasa dari daun kopi begitu terasa. Oleh karena itu sepantasnyalah kita harus senantiasa menjaga lingkungan, merawat hutan sebab hutan adalah paru-paru bumi. Begitu juga dengan visi misi Ngo WALHI organisasi lingkungan hidup yang senantiasa mengkampanyekan linngkungan sehat dan berkelanjutan. 

Share
Tweet
Pin
Share
35 komentar

Dalam era digitalisasi, inovasi tiada henti akan melahirkan SDM unggul yang siap berinovasi.

Begitu yang saya tangkap dari orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Ing Ilham Akbar Habibie MBA pada wisuda ke XIV Sekolah Tinggi Teknologi Bandung. 
Sabtu lalu saya berkesempatan meliput acara wisuda STTB Bantung ke XIV secara online yang disiarkan livestreaming instagram STTB Bandung. 

Bertempat di Haris Hotel dan  Convention Hall Bandung  sebanyak 209 wisudawan resmi dilantik. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu waijb Indonesia Raya, mengheningkan cipta dan mars STTB Bandung oleh paduan suara. Kemudian penyampian kata sambutan oleh Ketua STTB Bandung Bapak  Muchammad Naseer, S.Kom., M.T disusul sabutan oleh ketua yayasan Bapak  Dr. Dadang Hermawan.

Sekilas Profil STTB Bandung


Sekolah Tiinggi Teknologi Bandung atau disingkat STTB/STT Bandung resmi berdiri pada tanggal 05 Oktober 1991, dengan Nomor SK Dirjen DIKTI No: 197/DIKTI/Kep/1992. Beralamat di jalan Kartini No 10 dan membuka program S1 jurusan Teknik Indusri. 

Setelah 28 tahun STTB Bandung berdiri telah menambah dua jurusan yaitu Teknik Informatika dan jurusan desain komunikasi visual. Lulusan STTB Bandung diharapkan dapat diserap oleh berbagai perusahaan, industri maupun wirausaha. 

Visi Sekolah Tinggi Teknologi Bandung adalah menjadi perguruan tinggi yang berdaya saing dan unggul secara nasional pada tahun 2020.  Dan misi STTB Bandung antara lain adalah 

1. Menyelenggarakan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara efesien, terpadu, tepat waktu dan berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan pendidikan  dengan keunggulan mutu yang diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Adaptif terhadap tantangan sosial.
3. Mengupayakan terobosan dan inovatif dalam mencari teknologi tepat guna yang memberi manfaat bagi pembangunan berwawasan lingkungan.
4. Berpartisipasi aktif dalam kajian teknologi tepat guna bagi industri sedang dan menengah.

Wisuda XIV STT Bandung


Wisudah STTB Bandung ke XIV bertempat di Haris hotel dan Convention Hall Bandung, sebanyak 209 wisudawan dilantik dan yang menjadi wisuda terbaik adalah 
SKRIPSI TERBAIK TI :
MAHASISWA : VIRGIAWAN CANDRA BHAKTI, S.T
JUDUL : Perancangan dan Pengembangan Hospital Transfer Bed Dengan Pendekatan Karakuri

MAHASISWA : INDRA RUKMANA, S.T
JUDUL : OPTIMASI PRODUKSI DYEING FINISHING DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

MAHASISWA : ZAENAL UYUN, S.T
JUDUL : PERBAIKAN PRODUK MEJA BELAJAR LIPAT MULTIFUNGSI ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN SEMANGAT BELAJAR MENGGUNAKAN METODE KANSEI Engineering

WISUDAWAN TERBAIK TI
MAHASISWA : DHEYU LAKSMI WULANDARI, S.T

SKRIPSI TERBAIK TIF :
MAHASISWA : DERI HERMAWAN, S.KOM
JUDUL : APLIKASI 3D VIRTUAL REALITY SEBAGAI MEDIA BANTU TERAPI ACROPHOBIA BERBASIS ANDROID

MAHASISWA : REGINA SUKMA CITRA, S.KOM
JUDUL : KLASIFIKASI UJARAN KEBENCIAN DEBGAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFICATION DI SOSIAL MEDIA FACEBOOK BERBASIS WEB

MAHASISWA : YASTI AISYAH PRIMIANJANI, S.KOM
JUDUL : RANCANG BANGUN SISTEM PEMUTUS ALIRAN LISTRIK KWH METER PASCABAYAR BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

WISUDAWAN TERBAIK TIF

MAHASISWA : MUHAMMAD RIZAL MUTAQIN, S.KOM

SKRIPSI TERBAIK DKV

1. Andri Setiawan, S.Ds – Perancangan Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Membangun Rumah
2. Bagus Arya Suseno, S.Ds – Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Publik dan Peta Wilayah RT 07 RW 08 Baleendah Kab. Bandung
3. Luthfi Alfaritzi, S.Ds – Perancangan Boardgame Pengenalan Permainan Tradisional Jawa Barat Untuk Anak (usia 8-12 tahun) di Kota Bandung

WISUDAWAN TERBAIK DKV
Tiffani Zeta D, S.ds


Selaku keynote speaker menyampaikan orasi ilmiah dalam pada acara wisuda ke XIV STTB Bandung adalah Bapak Dr. Ing Ilham Akbar Habibie, M.B.A Putra Alm BJ. Habibie dengan yang akan memaparkan mengenai "Peranan Generasi Muda dalam Penerapan Teknologi dan Inovasi di Era 4.0." 

Menurut beliau generasi milenial hendaknya terus menciptakan inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi yang amat pesat ini. Motivasi yang beliau sampaikan terdengar teduh namun mengena untuk membakar semangat para wisudawan yang dilantik. 

Dengan kata lain, inovasi menghubungkan teknologi dengan kewirausahawan. Maka jangan takut menjadi pengusaha, asal dapat terus berinovasi kesuksesan pun dapat diraih. 

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan MOU dengan Mitra STT Bandung :
• PT. Dirgantara Indonesia
• Jasa marga
• Biofarma
Acara ditutup dengan doa dan ditutup kembali oleh Ketua STT Bandung, tampak juga para orang tua yang dengan haru menyaksikan anak kesayangannya meraih gelar dan mengikuti acara wisuda ini.
Selamat bagi para wisudawan XIV STT Bandung, semoga sukses dalam meniti karir dan sukses menjadi generasi muda unggul kebanggaan Indonesia.


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Penulis


Ibu lima anak, lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang senang menulis, dan sekarang berprofesi sebagai ghost writer, content writer dan blogging mentor
Baca Selengkapnya >

: hafizhafizah32@gmail.com

: +62853 6423 8802


Komunitas


Yang Banyak Dibaca Bulan Ini

  • Menampilkan Blog Mobile Friendly Pada Blogspot
    Cara termudah agar tampilan blog anda mobile friendly adalah dengan mengatifkan fitur seluler dengan cara : 1. Masuk ke ha...
  • LOMBA MENULIS CERPEN DEADLINE AGUSTUS 2015
    Perlombaan menulis cerita pendek dengan tema “Damn! I’m in Love” sebagai rangkaian dari acara Psychofest (Psychology Festival) 2015. Peser...
  • Inilah Khasiat Kurma Muda Yang Belum Kamu Ketahui
    Dokumen Pribadi Kata orang, wanita hamil itu suka makan yang asem-asem seperti mangga muda atau kedondong. Namun sejauh pengalaman say...
  • Ingin Mendapatkan Uang Dari Blog? Begini Caranya
    Sejak postingan saya di facebook tentang penghasilan dari googe adsense, banyak yang bertanya bagaimana sih ngeblog itu bisa menghasil...
  • Ogura Batam : Cake Zaman Now Dan Kisah Sedih Dibaliknya
    Foto : rahayuasda Karena sedang hamil muda selera saya pun kepengen yang macam-macam. Apalagi gaweannya tiap hari melototin facebook, ...

Tulisan Terbaru

Categories

  • Blogging
  • Cerita Kehamilan
  • Curcol
  • Harbolnas1212/2017
  • Info Lomba
  • Jalan - jalan
  • Kehamilan
  • Parenting
  • Penulis Zana Now
  • Resep
  • Review
  • Storytelling
  • Tentang Saya

Facebook

Arsip Blog

  • ►  2025 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2024 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2021 (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (3)
    • ►  February (1)
  • ▼  2020 (3)
    • ▼  November (1)
      • Secercah Harapan Anak Negeri Pinggiran Hutan
    • ►  February (1)
      • Kopi Daun Kawa, Sumber Pangan Dari Hutan Yang Kaya...
    • ►  January (1)
      • STTB Bandung Mencetak Generasi Unggul Yang Siap ...
  • ►  2019 (31)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (7)
    • ►  August (4)
    • ►  July (7)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (38)
    • ►  December (5)
    • ►  November (9)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (89)
    • ►  December (11)
    • ►  November (9)
    • ►  October (12)
    • ►  September (8)
    • ►  August (9)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (3)
    • ►  April (8)
    • ►  March (7)
    • ►  February (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  August (1)
    • ►  July (11)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2015 (28)
    • ►  October (1)
    • ►  July (25)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2010 (1)
    • ►  June (1)

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes