Di akhir pekan seperti biasa, kami di jumput oleh kakak saya untuk mengabiskan weeknd
di rumah orangtua saya, sebelum sampai dirumah ayah, kami singgah di swalayan. Ibuk begitu sebutan anak – anak kepada kakak saya membelikan mereka sekotak cokelat coki-coki. Seperti minggu lalu
anak-anak telah sukses berjualan coki-coki kepada teman-tamannya disekolah, dan
semangat itu kemballi lagi. Sesampainya dirumah cokelat coki-coki, dibagi lagi masing-masing
mendapatkan 5 cokelat untuk di jual kepada teman-temannya disekolah.
Tepat hari selasa anak-anak ready kesekolah dengan membawa 5 seorang
coki-coki beserta kartu boiboiboy. Saat jam pulang sekolah saya menunggu di gerbang sekolah. Awal keluar dari gerbang adalah Kak Hafizah mengahampiri saya dan lansung berucap “Umi, nggak boleh
berjualan lagi kata buk guru” si kakak yang telah sukses melobi teman-temannya
untuk membeli 5 coki-coki pada hari itu, di panggil bu guru kedepan kelas lalu di peringatkan untuk tidak berjualan lagi.
Kemudian si adik, Bang Atqa menyusul keluar gerbang dan menghampiri saya, dan berkata
“Umi coki-coki nya di beli semua sama bu guru, buk guru bilang nggak boleh
jualan lagi di sekolah, kesekolah untuk belajar bukan untuk berjualan”. Seketika
itu saya menjawab, ntar bilang sama bu Guru ya, jualan itu juga sama dengan
belajar, belajar ber bisnis”. Ucap saya
menahan kesal.









