Istilah me
time sering terdengar dikalangan
wanita, khususnya perempuan yang telah menikah. Entah siapa pula yang memulai
istilah ini, seingat saya sekitar lima
tahun lalu saya membaca judul pada rubrik sebuah majalah wanita, yang membahas pentingnya
me time bagi wanita. Me time yang di maksud majalah tersebut seperti
menyediakan waktu khusus buat seorang wanita untuk pergi hangout bersama teman-temannya, pergi
ke spa untuk berendam di bathtub, jalan-jalan ke mall atau nongkrong di
caffe. Banyak majalah dan tabloid wanita sering menggembar-gemborkan pentingnya
me time. Lalu jika me time yang dimaksud adalah untuk hang out,
bagaimana dengan ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai anak lebih dari satu dan
tidak memiliki kesempatan untuk pergi keluar, jangankan untuk hangout,
terkadang untuk mandi saja seorang ibu bahkan tidak sempat. Apakah mungkin
akhirnya si ibu menuntut suami nya untuk menyediakan waktu buat me time. Atau jangan–jangan
gembar-gembor me time hanya akal–akalan penyedia salon dan spa guna
mendatangkan pelanggan.
Letak kota
Tanjungpinang yang berada pada gugusan
pulau-pulau di Kepulauan Riau, menjadikan saya hanya pulang setahun sekali
ketika libur panjang dibulan Ramadhan. Dahulu harga tiket pesawat jauh dari
kata terjangkau. Maka alternative selanjutnya, mesti mengunakan kapal Pelni dengan
rute Tanjungpinang – Dumai yang berlayar 1 kali dalam dua pekan. Dari Dumai
perjalananpun dilanjutkan dengan menggunakan bus antar provinsi yang menghabiskan
waktu satu hari perjalanan.
Liburan
panjang itu membuat kami sesama warga asrama rindu akan suasana dan hiruk
pikuknya kegiatan asrama. Antrian mandi, angkat kayu bakar, jadwal piket
ambil nasi, apalagi pengumuman dari qismu lughah untuk meng iqab pelanggar
bahasa yang di tunggu-tunggu setiap lepas sholat magrib. Itu menjadi hiburan
tersendiri bagi kami. Sebab itu, membuat hati ingin segera menuntaskan libur
dan kembali keasrama. Bagi teman-teman, kedatangan saya keasrama adalah yang paling
di tunggu – tunggu J
J J J, karena alm ibu selalu
membekalkan aneka kue kering dan minuman kaleng yang memenuhi isi koper sebagai
oleh-oleh buat teman-teman.
![]() |
| Image :Google |
“Sungguh telah ada pada diri
Rasulullah suri tauladan baik bagimu (yaitu) bagi yang mengharap Rahmat Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah swt (Q,S Al Ahzab
21)
Allah menjelaskan bahwa, Rasulullah Sholaullahu’alaihiwasalam
adalah contoh bagi kehidupan manusia. Segala aktivitas beliau memang telah di
rancang Allah sedemikian rupa, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Kesemuanya
itu adalah contoh dari Allah agar di
tiru oleh semua manusia.
Dalam hadist juga di jelaskan tentang
fisik Rasulullah, seperti yang di riwayatkan oleh Ibnu Sa’ad. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Sholaulallahu’alaihiwasalam,
dada dan perut beliau rata. Pada hadist lain juga di jelaskan tentang, fisik beliau yaitu bertubuh sedang. Kulit berwarna
cerah tidak putih dan tidak pula hitam.
Rasulullah memiliki tubuh yang ideal,
hal ini karena beliau selalu menjaga apa – apa yang masuk kedalam perut nya.
Yuk simak kebiasaan Rasulullah Sholaulallahu’alaihiwasalam dalam keseharian beliau :
Saya lahir dan
di besarkan di tanah melayu, Kepulauan Riau bernama, sebab terdiri dari beberapa pulau. Walaupun begitu,
saya masih tetap keturunan Minang dan berdarah Minang. Karena itulah di tahun
1999 saya terdampar di asrama putri , Madrasah Aliyah Program Khusus di desa
Koto baru Padang Panjang. Letak sekolah kami sangat strategis
di tepi jalan lintas sumatera. Tepat dikaki dua Gunung, Merapi dan Singgalang.
Abu barelang
yang keluar dari mulut gunung Merapi, itu sudah jadi hal yang biasa. Karena
kami selalu menyaksikannya setiap pagi.
Di sana saya belajar kitab kuning dengan tulisan arab yang tidak
berbaris, ditambah padat nya kegiatan asrama. Terkadang sering muncul juga
persaan jenuh, apalagi jauh dari keluarga. Jika sedang merasa seperti itu, saya
langsung menuju belakang asrama , duduk di tangga menghadap tabek (kolam
ikan) sambil menikmati indahnya
pemandangan gunung Singgalang secara dekat. Tampak pula para petani dan
hamparan kebun wartel yang berjejer. Sungguh pemandangan itu membuat rindu keluarga
terobati.
Poligami telah menjadi kebiasaan dikalangan para bangsawan zaman
dulu. Mereka tidak hanya memiliki isteri satu, namun juga sampai empat. Bahkan
mereka juga memiliki gundik atau budak lebih dari sepuluh. Dinikahi secara
resmi baik itu menjadi isteri, kesatu atau keempat menjadi kehormatan bagi
seorang perempuan. Sebab menjadi istri seorang bupati dan pejabat merupakan
sebuah kebanggaan.
Raden Ajeng Kartini terlahir sebagai
perempuan Jawa, perempuan ningrat, dengan segala peraturan mengikat, terlebih
pada zaman dulu. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Sosrongingrat dan ibunya bernama
M.A. Ngasirah anak dari Kyai Haji Madirona dan Nyai Hajjah Siti Aminah seorang guru ngaji di teluk kaur jepara. Sebelum
menjabat sebagai bupati, ayahnya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan
kolonial Belanda waktu itu mengharuskan seorang bupati beristrikan seorang
bangsawan, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam),
keturunan langsung Raja Madura. Setelah itu barulah ayah Kartini di angkat
menjadi Bupati Jepara menggantikan kedudukan ayah
kandung R.A. Woerjan, Raden Adipati Tjitrowikromo.
![]() |
| Sumber Gambar : Google |
Setiap anak
terlahir membawa fitrah kejujuran. Karena itu, mereka cenderung
menyampaikan apa saja yang dilihat dan didengarnya kepada orang dewasa. Orang
tua dan lingkungan, adalah dua faktor penting dalam menanamkan kejujuran pada
seorang anak, terutama saat mereka masih berusia dini. Jika anak telah terbiasa
untuk bersikap jujur sejak kecil, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang bijak
saat dewasa nanti.
Untuk
menanamkan kejujuran pada anak, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Antara
lain adalah menghindari reaksi negatif terhadap apa yang disampaikan anak.
Jangan memarahi, apalagi membentak, saat anak mengakui kesalahannya. Sebaiknya,
berilah penghargaan atas tindakannya. Memarahi anak justru akan membuatnya takut
untuk bicara jujur di masa depan.
Dokter Zakir
naik, semua orang pasti mengenalnya. Pendakwah kondang yang tidak hanya
masyuhur di kalangan muslim, tetapi juga terkenal dikalangan non muslim melalui
ceramh-ceramahnya di telivisi maupun di
youtube dan di tonton seluruh penjuru Dunia.
Ulama asal
India ini telah melakukan kunjungan ke Indonesia dengan tema “Zakir Naik Visit
Indonesia” sejak tanggal 31 Maret sampai 9 April 2017, dan melakukan tour di
lima kota besar : Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, Bekasi serta Makassar. Beliau
ke Indonesia bersama Istri dan anak-anak
nya yang kesemuanya adalah pendakwah.
Namun ada yang unik dari keluarga
dokter Zakir Naik ini, seperti yang di tuturkan Ippo Santoso dalam akun
facebooknya Rabu 4 April 2017








