• Beranda
  • Tentang Saya
  • Kategori
    • Review
    • Curcol
    • Parenting
    • Lomba Blogging
  • Portofolio
  • Daftar Isi
  • Kontak

Rahayu Asda

 

Begini Bedanya Hidup Di Kota Dengan Di Desa

 


                Saya lahir dan besar di Kota Kecil Tanjungpinang, kota yang kini menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Karena sudah biasa tinggal di perkotaan dengan segala kemudahan fasilitas, apalagi sudah ada layanan online seperti gojek dan grab. Begitu juga ingin makan sesuatu tinggal pesan melalui aplikasi, juga belanja online dengan ongkos kirim yang relatif murah.

                Dan kini saya dihadapkan dengan kenyataan bahwa saya harus tinggal di desa, dan mengajar dipondok pesantresn di pelosok Sumatera Barat.  Pelosok, mengapa saya menyebutnya pelosok, sebab daerahnya masih susah sinyal seluler, jadi jangan mengharapkan untuk bisa browsing internet apalagi bermedsos ria sambil baca cerbung KBM. Aplikasi online ingin ada disini?, anggap saja hanya mimpi, karena angkutan umum juga tidak masuk di kampung ini. Transportasi sehari-hari hanya menggunakan motor. Letak kampung tempat saya tinggalsaat ini berada di lembah bukit barisan, hal itu yangmenyebabkan sinyal terhalang bukit dan sinyal seluler mengap-mengap. Dari jalan lintas sekitar delapan kilo meter Solok – Muaralabuh dan sekitar 80 kilometer dari Kota Padang ibu kota provinsi Sumatera Barat. Untuk bisa kesini jalannya cukup menguras adrenalin, dengan mendaki bukit yang kemiringannya sekitar 120 derajat, sisi kiri jalan adalah tebing dan sisi kanan jalan adalah jurang.   


                Enyahkan sifat manja, jangan lebay apalagi baper karena telah terbiasa dengan kemudahan fasilitas. Mau tidak mau, suka tidak suka kata-kata wonderwomen sepertinya bisa melekat pada diri emak blogger ini, wkwkwkw. Karena tiap hari mesti ngantar anak sekolah dengan motor melewati jalan bergelombang dan berliku.  Makanya teman-teman saya di asrama dulu tangguh-tangguh dan kuat mental, sebab alam Sumatera Barat sangat menantang dan mengajarkan agar kuat bertahan hidup. Duhhh segitunya ha ha ha.

                Nah, setelah sekian purnama hidup disini, maka saya mau tuliskan bedanya hidup didesa dengan dikota.

Pertama, Segi Ketenangan

Tinggal di desa lebih tenang dan nyaman tentunya sebab masih ada hutan, banyak sawah dan ladang serta pepohonan hijau, jadi udaranya sejuk dan adem, trus kalau mau mandi pagi hari, airnya seperti rasa air dalam kulkas sangking dinginnya. Nah, dengan dikota, tahu sajalah karena sudah penuh dengan rumah-rumah, pohon-pohon ditebang dan polusi udara dimana-mana. Tenang versi saya juga kebutuhan pokok buat makan sehari-hari bisa setengah dari harga kota, nggak terlalu pusing dengan harga-harga naik apalagi berita hoaxs yang bertebaran di medsos. Tentang virus corona juga orang kampung slow saja, masa pandemi dua tahun lalu itu ngga terasa banget di kampung.

 

Kedua, Susah sinyal




Susah sinyal dan sulitnya akses internet. Seperti yang saya bilang diatas tadi, dikampung ini susah sinyal. Hal ini karena kampung tempat saya tinggal berada di lembah dan dikelilingi perbukitan bukit barisan. Sinyal dari tower operator terhalang oleh bebukitan. Jadi jaringan di sini adalah jaringan GSM alias Geser Sedikit Mati. Beda dong dengan di perkotaan yang jaringannya sudah 4G, akses apasaja lancar jaya, bisa gunakan aplikasi apa saja.

 

Ketiga, keramahan penduduk

Meminta garam, bawang atau bumbu-bumbu dapur yang kebetulan sedang tidak ada dirumah ketetangga adalah hal biasa. Kalau lihat itu Saya jadi teringat kenangan masa kecil di Tanjungpinang dimana hubungan dengan tetangga sudah seperti saudara, biasa juga meminta bumbu dapur dan saling tukar-menukar makanan. Jika sekarang jangan harap akan bisa seperti itu di Kota, meminjam garam ke tetangga, kamu bakalan dicurcolin sama tetanggamu di grub curhat emak-emak di facebook ha ha ha.

Keempat, tamu langsung masuk kerumah

Di kampung itu tamu itu langsung masuk kerumah, baik laki-laki maupun perempuan walaupun misal suami lagi tak dirumah, ada yang datang nyampaian kabar begini atau ada jemputan undangan. Maka suami pesan selalu kunci pintu, kalau suami tak dirumah dan ada tamu, lihatnya dari jendela saja wkwkwkw.

Tinggal di kota maupun didesa masing-masing ada istimewanya, Namun terkadang satu sisi jiwa manusia juga butuh yang namanya ketenangan, maka solusianya memang membangun rumah dipedesaan wkwkwkkw. Ngayal dot com akyuuuuuu

 

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar




Katakanlah sekarang, kalau kau tak bahagia
Kurela kau dengannnya, asal kau bahagia


Sebuah lirik lagu keluar dari mulut mungil anak tetangga yang baru berusia empat tahun, yang saya dengar saat mengobrol dengan orangtuanya disuatu sore. Dulu pertengahan tahun 2000 an dimana sebagian besar stasiun televisi menampilkan tayangan ajang pencarian bakat, khusus buat anak-anak dan saya ingat benar masa itu sedang hamil anak pertama. Ajang pencarian bakat pada salah satu stasiun televisi nasional menampilkan pencarian bakat anak melalui seni tarik suara. Semua peserta yang masa itu masih berusia anak-anak dibolehkan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa tentunya tidak jauh-jauh dari tema cinta, perselingkuhan maupun patah hati.

Saya kemudian teringat masa saya masih anak-anak dimana bibir ini dengan gembira menyanyikan lagu anak-anak seperti  : Abang tukang bakso, Du didu didam, si komo lewat, tanteku cerewet, si lumba-lumba dan banyak lagi. Apalagi siaran lagu anak di TVRI setiap hari Minggu dan hanya tayang satu kali sepekan, menantikan siaran tersebut sungguh membuat hati sangat bahagia. Setelah memasuki tahun 2000 an dimana saat itu saya sudah SMA tak terdengar lagi lagu anak – anak terbaru hingga sudah memiliki anak pun saat ini, pencipta  lagu anak seolah hilang ditelan zaman. Apalagi kini, hiburan dan informasi tidak hanya dari televisi dan radio. Ada internet yang membuat semua orang bisa mengakses apa saja, termasuk anak-anak yang bisa melihat dan mendengar hiburan dari media sosial. 

Industri musik semakin gencar menciptakan lagu – lagu orang dewasa dan tanpa kita sadari anak-anak kita saat ini sudah terjebak dan fasih menyanyikan lagu – lagu orang dewasa. Tentu akan berdampak pada perkembangan psikologi anak, seperti yang dilansir dari tirto.id  menurut psikolog anak Ratih Ibrahim bahwa idealnya anak-anak memang menyanyikan lagu anak. Namun anak-anak juga boleh menyanyikan lagu orang dewasa asal konten atau liriknya  tidak mengandung unsur seks, pornografi, perselingkuhan dan kekerasan. Lagu-lagu yang mengandung unsur kebencian dan kemarahan akan mencederai kepolosan anak. Senada dengan Ratih, psikolog Probowatie Tjondronegoro juga mengatakan bahwa lirik pada lagu bisa memancing anak untuk menanyakan hal yang sebetulnya belum saatnya untuk diketahui, anak-anak akan terus mencari jawaban dari orang tua, teman maupun internet untuk memuaskan pengetahuannya. 

Dampak dari semua itu adalah anak akan dewasa sebelum waktunya, mereka akan mudah terbawa emosi dan cara berpikir anak akan mulai terganggu. Oleh karena itu anak-anak sedini mungkin harus kembali kepada fitrahnya, dengan terbiasa mendengarkan lagu anak-anak yang bertema ceria dan penuh semangat. Adapun mendengarkan lagu anak-anak sesuai usianya memeliki beberapa manfaat antara lain :

Pertama, mencerdaskan otak anak, hal ini dikarenakan adanya getaran musik didalam lagu yang bisa masuk ke dalam jiwa anak melalui neuron di otak, jutaan neoron itu akan menjadi aktif dan bisa meningkatkan kecerdasan. Kedua, melatih kemampuan berbahasa anak, dengan bernyanyi mengikuti lirik, anak dapat belajar mengenal aneka kata yang ada dala lirik lagu tersebut. Ketiga meningkatkan kreatifitas, orang tua bisa merubah lirik lagunya untuk merangsang kreativitas anak.

Mengenal lebih dekat Chanel Youtube Hoala Koala 



Chanel Hoala Koala adalah sebuah chanel youtube lagu dan animasi anak yang berisi lagu anak-anak dengan karakter animasi 3D. Chanel ini lahir atas keresahan akan lesunya industri musik anak-anak sehingga anak-anak lebih sering mendengarkan lagu-lagu dewasa. Chanel Hoala Koala diinisiasi oleh PT. Amnar Awandi Kazoku dipertengahan tahun 2020 lalu. Chanel ini menawarkan kualitas visual, dengan karakter berbentuk animasi 3D dan juga menyuguhkan musik – musik ceria yang bisa dinikmati anak-anak.

Banyaknya Karakter

Hoala  & Koala adalah karaktekter sepasang sahabat yang sangat gemar menyanyi. Selain Hoala kala ada karakter pendukung lain seperti Ayah, Ibu, miss jeruk , Rubin si rubah, Lincul si ular, Burhan si burung dan lainnya. Ada 12 karakter yang ada di animasi dan semuanya bisa bernyanyi.  Dengan menampilkan karakter dan suara yang bervariasi  diharapkan dapat menghibur anak-anak. 

Mengapa animasi 3D ?

Karakter Hoala & Koala adalah karakter animasi 3D, yang bertujuan bahwa animasi 3 D tidak lekang oleh waktu dalam berkontribusi pada musik anak, tanpa mengkhawatirkan anak-anak akan tumbuh menjadi dewasa dan mengalami perubahan suara. 

Mengingat akan pesatnya perkembangan zaman tentu penggarapan musik Hoala & Koala dilakukan sangat serius dan matang dan tidak lagi menggunakan musik – musik sederhana seperti lagu anak-anak terdahulu. Tim Hoala & Koala melibatkan musisi internasional serta banyaknya alat musik yang dipakai dalam penggarapan album seperti saxephone, terompet, double bass, trombon juga instrumen etnik Indonesia seperti gamelan dan angklung. Disamping itu kualitas vokal dapat disandingkan dengan musik luar genre anak-anak. Hoala & Koala sudah memiliki 5 album dan lebih dari 45 lagu anak-anak.

Kehadiran chanel Hoala & Koala bagaikan oase bagi para orang tua untuk bisa mendampingi anak sesuai dengan perkembangan usia mereka. Saat ini anda bisa melihat Hoala & Koala memalui chanel youtube Hoala Koala, Spotify hingga iTunes.

Yukks Moms, dampingi anak-anak dengan chanel edukasi lagu anak indonesia


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

 


Membacakan  buku pada anak-anak lebih baik dari pada belajar sebanyak sepuluh kali

                Begitu kira-kira ungkapan pemateri saat saya menghadiri pertemuan orang tua dengan pihak sekolah beberapa tahun lalu. Saat itu ada sesi parenting berupa pemaparan materi tentang manfaat membacakan buku pada anak. Pemateri tersebut notabanenya adalah Ibu kepala sekolah tempat anak saya menuntut ilmu.       

                


                Berkaitan dengan membaca, Senin, 11 Mei lalu saya berkesempatan mengikuti online gathering Blogger Perempuan bersama Lets Read Indonesia. Sebuah perhelatan online via Zoom dan di ikuti oleh 72 peserta kesemuanya adalah perempuan alias emak-emak blogger.   Pada webinar ini mengangkat topik : Buku - Bekal Anak Bertumbuh. Mengapa harus buku, yaa … ibarat kata pepatah buku adalah teman yang setia sepanjang masa, juga seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Ely Risman seorang  psikolog dan pakar parenting bahwa untuk mengalihkan perhatian anak dari gedget adalah dengan buku.  Namun untuk mengenalkan buku pada anak tidaklah mudah mengingat tantangan yang dihadapi para orangtua saat ini, pandemi yang mengharuskan anak-anak belajar daring. Mau tidak mau, suka tidak suka anak-anak mulai dari kelas satu SD sudah memiliki dan bisa mengakses internet dan sebagian besar telah memiliki gadget sendiri-sendiri.  Dalam hal ini, orang tua memiliki peranan penting dalam memantau aktivitas anak saat memakai gadget. Bahkan seperti yang dikeluhkan seorang teman saat anaknya belajar daring, ada beberapa guru yang berhalangan hadir padahal sang anak telah standby untuk menerima materi, walhasil waktu jam kosong membuat anak mengalihkan rasa bosan menunggu dengan bermain online atau berselancar melihat video youtube dan aplikasi tiktok.

                Oleh karena itu, perlu adanya edukasi buat para ibu dalam mendampingi anak-anak bertumbuh. Diperlukan seni khusus untuk mengalihkan anak-anak sejenak dari gedget dengan menjadikan buku sebagai minat baca buat anak-anak. Lets Read Indonesia memberikan solusi buat para bunda untuk bisa memberikan bacaan bergizi buat anak-anak.

Tema dan Materi Webinar Buku – Bekal Anak Bertumbuh

Webinar Letsread Indonesia bersama Blogger Perempuan Network menghadiri dua orang nara sumber yaitu :

1.       Ibu Roose Setiawan, Founder Reading Bugs, penulis buku membaca nyaring dan penggagas Komunitas Read Aloud Indonesia

2.       Elsa AgustinSocial Media Content Develoment The Asia Foundation Indonesia

Mengenal lebih dekat Letsread Indonesia.



Letsread Indonesia adalah perpustakaan digital buku cerita anak yang didirikan oleh komunitas literasi The Asia Foundation. The Asia Foundation berdiri sejak tahun 1955, salah satu program dari The Asia Foundation adalah Book For Asia (BFA) berupa donasi sebanyak 3,5 juta eksemplar buku hal ini bertujuan untuk memajukan literasi di Indonesia. Karena ada beberapa hambatan berupa sulitnya distribusi buku-buku tersebut kepulau-pulau dan menyebabkan rusaknya buku karena proses pengiriman maka diperkenalkanlah Let’s Read pada tahun 2017. Let's Read adalah cerita bergambar digital, untuk PAUD dan SD kelas rendah, diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, dapat diunduh dan dicetak secara gratis tapi bukan untuk diperjualbelikan.  Read Aloud Indonesia ini memiliki visi membuat anak Indonesia pembaca sepanjang hayat dan misinya menjadikan read aloud sebagai budaya di keluarga, sekolah dan masyarakat.

 

Tips Membaca Nyaring Bersama Ibu Roosie : Membudayakan Read Aloud Ditengah Masyarakat

Materi yang di sampaikan oleh ibu Rosie Setiawan, Founder Reading Bugs penulis buku Membaca Nyaring. Beliau penggagas Read Aloud Indonesia dan mendirikan komunitas Read Aloud Indonesai yang anggotanya telah tersebar di seluruh Indonesia.

Mengapa harus read aloud, agar minat baca anak-anak terus melekat, membudaya dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Beliau juga mencontohkan teknik membaca nyaring pada anak-anak dengan bahan bacaan dari aplikasi Letsread Indonesia. Read aloud atau membaca nyaring berbeda dengan mendongeng. Membaca nyaring lebih menekankan kegiatan membaca serita sesuai dengan kosa kata yang ada dalam cerita. Membaca nyaring bertujuan agar si Anak lebih perhatian dan fokus kepada kosa kata yang didengar. Hal ini tentu akan menambah kosa kata anak.

Mengapa Harus Membaca Nyaring

-          Membaca nyaring dapat mengasah ketrampilan dasar anak

Ketrampilan dasar dianatarnta adalah wawasan dan kosa kata anak terus bertambah,serta menjadikan anak paham bahwa kegiatan membaca itu menyenangkan.

 

-          Menambah kedekatan anak dengan orang tua (bonding)

Dengan seringnya orangtua membacakan buku cerita pada anak, akan menambah kedekatan orang tua kepada anak. Anak menjadi lebih terbuka dan anak menjadi pendengar yang baik.

 

Mengikuti webinar ini saya menjadi mendapatkan ilmu baru tentang readaloud, apalagi saat ini dengan adanya aplikasi letsread Indonesia para orang tua tidak perlu lagi repot untuk membelikan buku bacaan untuk anak-anak. Bunda cukup menginstal aplikasi readalod di playstore. Saya sudah mencobanya membacakan cerita kepada Khadijah 3 tahun dan ternyata dia sangat menyukainya.

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


 #Mudik, situ yang senang, kami yang ketakutan


Saya mau cerita tentang mudik dan lebaran tahun lalu dimana saat itu pemerintah sedang memberlakukan PSBB dan semua kota di lockdown.

Apalagi eforia mudik selalu kerasa setiap tahun, istilahnya lebaran itu kalau nggak mudik nggak afdhal.


Februari 2020 tepatnya sebulan sebelum pemerintah memberlakukan lockdown diseluruh kota, dan covid belum masuk ke Indonesia, Saya ikut suami pindah kekampung halamannya dipelosok Sumatera Barat. 


Pelosok, karena kampung suami terletak di lembah-lembah bukit barisan dan tentunya tidak ada jaringan seluler alias susah sinyal. GSM istilahnya, geser sedikit mati. 

Disana saya mengajar di pondok pesantren dan juga telah disediakan rumah disekitar pesantren.


Sebagai guru baru dan sedang semangat-semangatnya mengajar ada perasaan sedih karena sekolah diliburkan karena corona. Para santri dipulangkan dan belum ada kepastian kapan akan masuk sekolah kembali.


Lanjut memasuki ramadhan, khabar covid yang saya dengar semakin mengerikan. Sesekali saya cek pesan whatapps dengan cari sinyal dan harus menempuh 8 km keluar kampung untuk dapatkan sinyal 4G. 

Info-info di grub-grub we a pun bikin saya ngeri soal virus ini.

Malah ada tulisan yang bilang, kalau udah dijemput dengan ambulance, mungkin itu kali terakhir bertemu kelurga, huff pokoknya mengerikan masa itu.

Sampai kami mulai menyetok makanan, jika misal keadaan semakin parah dan mobil pengantar bahan makanan tak masuk kekampung.

Tapi kata suami, di kampung nggak perlu khawatir, sebab masih bisa makan  dari tumbuh-tumbuhan, nggak masuk gas, masih bisa masak dengan menggunakan kayu bakar. Yang perlu disetok hanya garam sebab kami dipegunungan.


Aktivitas di kampung tetap seperti biasa, karena nggak ngajar saya dan suami mulai membuka ladang baru. Kami mulai bertani, menanam jagung waktu itu.

Saya bersyukur, masa pandemi dimana orang-orang kota  pada dirumahkan dan tidak bekerja, orang-orang kampung masih tetap produktif setiap pagi pergi ke ladang masing-masing.

Bulan puasapun begitu, karena diladang tak bertemu dengan orang banyak, hanya cangkul dan tanaman yang dihadapi.


Ramadhan hampir berakhir, saya tanya ke para tetangga yang anak-anak mereka di rantau, kebanyakan tidak bisa pulang karena corona dan mereka yang dikampungpun cukup memahami.


Saya telpon adik ipar pun, yang biasanya pulang setiap lebaran pada tidak bisa pulang. Mereka khawatir kalau pulang bakal menyusahkan keluarga, virus bakal menyebar dan orang-orang tua banyak yang rentan. 

Bisa-bisa apa (panggilan untuk ayah mertua) nggak bakal diminta mendoa karena warga takut anaknya ada yang pulang dari rantau. Begitu kata adik ipar.


Adik suami yang paling kecil yang bisa pulang, itupun dia pulang sudah jauh - jauh hari sebelum Ramadhan, sebelum ada PSBB.

Waktu dia pulang pun, pas saya kerumah mertua dia bilang “uni jaga jarak, karena baru pulang” 

Saya bilang sama anak-anak nggak usah dekat-dekat dulu sama tantenya karena baru dari Padang.


Di kampung saya hanya mendengar berita corona begini-begini, ada yang positif di Muaralabuh, ada yang ayahnya meninggal sesak nafas dalam perjalanan ke Padang, sebab anaknya pulang dari Jakarta, ada yang satu keluarga postif setelah menjemput anaknya dari Padang dan segala macam yang bikin ngeri. Akan tetapi di kampung tetap saja aktivitas seperti biasa, sholat tarawih dan sholat jum’at tetap diadakan. Mendoa kerumah-rumah masih tetap ada.


Mendekati hari raya waktu itu ada cerita lucu kalau saya ingat-ingat.

Karena corona ini tentu banyak yang tak bisa pulang kampung, jadi setiap ada yang pulang dari rantau langsung jadi bahan pembicaraan amak-amak di lapau.

Anak siini pulang, anak si itu pulang. Tentunya kami dikampung agak sedikit merasa geram, dah nggak boleh mudik, nekat pula pulang. Kami khawatir yang mudik bawa virus dan kampung yang biasanya aman-aman jadi tertular.

Tentu banyak yang kemudian mulai menjaga jarak dengan keluarga yang didatangi dari rantau.


Nah, pas tiga hari menjelang lebaran.

Saya dapat cerita dari amak-amak di lapau. Ada tiga anak muda pulang dari Padang menyeludup naik mobil kampas (mobil kamps, mobil yang membawa 

bahan-bahan makanan dari kota) trus dijemput sama keluarganya di simpang. 

Ketiga anak muda itu tinggalnya satu jorong sama Saya, malah satunya lagi tetangga.

Dan malamnya pak jorong mengumumkan lewat toa mushala agar ketiga anak muda itu melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Tentu kami dikampung khawatir kalau-kalau mereka OTG.

Sampai-sampai karena warga ketakutan, nggak ada yang tarawih di mushala, sebab anak yang pulang dari Padang itu, Ayahnya jemaah mesjid dan rajin ke mesjid.

Banyak yang menghindar dengan bapak tersebut. Itu baru kami ketahui saat bapak tersebut datang kerumah menitipkan zakat fitrah, sambil curhat kesuami beliau merasakan respon warga saat anaknya pulang dan orang-orang banyak yang menghindar dari beliau, dan hal itu membuat beliau merasa sedih.


Saat malam idul fitri, suami bilang “hati-hati sama si ini, anaknya baru pulang dari padang dijemput pakai mobil dan kurang sehat”

Gegera itu, paginya saya dan anak-anak tak jadi sholat dimushala, khawatir ybs ikut juga shalat idul fitri, wkwkwkw.

Tapi rupanya kata adik ipar mereka sekeluarga sholat iednya di masjid dekat rumah mertua, ketemu sama adik ipar dan sedikit kesal bilang “ ikut juga sholat idul fitri, padahal baru dari Padang, nggak pakai masker lagi”

Sambil meminta mertua untuk tidak dekat-dekat dan tidak salaman.


Yaah, begitulah cerita ramadhan tahun lalu, saat berita berita corona tampak mengerikan dan orang-orang kampungpun sering khawatir sama mereka yang baru datang dari kota.


Namun, saat idul adha, yang tidak pulang idul fitri banyak yang pulang dan suasana biasa-biasa saja nggak ada lagi rasa takut dari kami yang tinggal dikampung.

Tapi kini, menjelang lebaran berita-berita covid ini kembali mengerikan.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Sebelum melahirkan anak keempat, dokter sudah menyarankan untuk steril karena riwayat tiga kali ceasar. Jika hamil lagi maka dikhawatirkan akan terjadi pelengketan organ dalam. Maka, tiga tahun lalu saat melahirkan Khadijah anak keempat kami, sudah langsung di steril.

Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen yang ditujukan bagi orang yang tidak ingin memiliki anak kembali.

Metode ini lebin aman dan tingkat akuratnya 100 persen tanpa efek samping ketimbang kb hormonal seperti pil dan suntik.

Biasanya dokter hanya menyetujui orang-orang yang akan di steril dengan riwayat tiga atau empat kali ceasar. Sudah memiliki anak laki- laki dan perempuan serta usia diatas 30 tahun.

Sterilisasi untuk perempuan dinamakan tubektomi dengan memotong, menutup, mengikat saluran tuba yaitu saluran yang menghubungi indung telur dengan rahim, ditutup agar sperma tidak masuk kedalam rahim supaya tidak terjadi pembuahan.

Setelah melahirkan anak keempat dan saat konsul jahitan operasi, untuk meyakinkan, saya kembali bertanya, “sudah disteril kan dok”?

“sudah, sudah diikat dan dipotong” jawab dokter yang membantu persalinan anak keempat

Kini usia sikecil sudah 3 tahun, Februari kemarin saya terlambat haid, sehari, dua, tiga hari masih dimaklumi dan setelah satu minggupun haid juga tak kunjung datang. Saya mulai gamang “apa jangan-jangan hamil ?” bathin saya bertanya-tanya. Karena selama ini siklus menstruasi saya selalu lancar dan tidak pernah telat lebih dari satu minggu. Terbesit niat untuk beli testpack,

Sayapun meluncur  ke polindes,

Kata bu bidan, “test disini saja bu”

Saya bilang, “dirumah saja bu, besok pagi”

Paginya saat bangun tidur, sebelum mengambil wudhu, saya test dan hasilnya sungguh diluar dugaan, ada tanda garis dua berwarna merah pada alat tersebut, berarti saya benar hamil. Perasaan saya langsung nelangsa, sudah steril mengapa bisa hamil?

Besoknya saya ke bidan dan menunjukkan hasik testpack,

Bidan  bilang, ada yang memang bisa hamil lagi setelah disteril atau bisa juga penebalan dinding rahim, untuk lebih tahu hasilnya memang harus ke dokter untuk USG.

Perasaan saya masih fifty-fifty, karena saya masih belum merasakan apa -apa layaknya orang hamil seperti mual dan pusing.

Lima hari setelah itu saya ke dokter kandungan,

Saat ke dokter kandungan hanya konsul saja, belum bisa di USG saat ini karena akan belum nampak kantong rahimnya, beliau menyarankan untuk USG transvaginal, namun saya menolak dan

Dokter menyuruh dua minggu lagi datang untuk USG.

Ada dua kemungkinan, jika terjadi pembuahan bisa hamil diluar kandungan dan hamil didalam kandungan. Dan jika terjadi sakit perut yang hebat hingga tidak bisa berjalan maka harus segera ke UGD karena kemungkinan hamil diluar kandungan tentu akan dilakukan tindakan operasi, begitu saran beliau.

Dua minggu berlalu, mual dan pusing mulai saya rasakan. Kembali ke dokter kandungan dapat antrian terakhir, jam 9 malam saya mesuk keruang praktek dan oleh perawat saya langsung disuruh untuk berbaring, perawat mengoleskan gel keperut saya, lalu dokter mulai melalukukan USG, maka nampak di layar monitor seukuran tv 21 inchi menempel didinding  tepat didepan saya berbaring. Sudah nampak kantong rahim dan janin yang berukuran 2,29 cm dengan usia kandungan 9 minggu. Artinya saya fix hamil didalam kandungan.

Dokterpun menjelaskan, mengapa bisa terjadi pembuahan. Bisa jadi saluran tuba yang di potong dahulu menyatu kembali, ibarat orang patah tulang yang lama kelamaan tulang akan menyatu kembali. Namun sayangnya beliau tak bisa banyak memberi penjelasan karena bukan beliau yang membantu persalinan saya sebelumnya

Ya, saat ini saya sedang di Sumatera Barat, sementara anak- anak saya sebelumnya lahir di Tanjungpinang.

“Tapi ibu jangan khawatir, ada dua pasien saya dulunya juga begini”. Ucap beliau menenangkan.

“Saya juga tidak tahu bagaimana prosesmemotongnya, mungkin tipis khawatir terkena pembuluh darah” ujarnya lagi.

Terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan mengapa bisa terjadi pembuahan. Namun satu kemungkinan yang tak dapat dipingkiri bahwasannya semuanya adalah kehendak Allah Yang Maha Kuasa.

Jika Allah berkehendak “Kun fayakun”

Mohon do’a sahabat semua agar saya bisa melalui masa-masa kehamilan dan persalinan dengan sehat, lancar dan bahagia

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar

Berbarengan dengan Oppo Realme 7, yang mama Realme 7i tampil dengan lebih ringan. Bukan hanya itu, ia juga memiliki salah satu fitur yang umumnya hanya ditemui pada smartphone dengan harga di atasnya. Namun, hal itu hanya sebagian kecil saja dari keunggulan yang dimilikinya. Dengan kata lain, Oppo Realme 7i  masih memiliki beragam keunggulan yang menarik untuk dibahas. Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi seputar keunggulan Oppo Realme 7i , mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini. 

Keunggulan Oppo Realme 7i 

1. Refresh Rate 90 Hz




Seperti Realme 7, dimana Oppo Realme 7i ini juga sudah dibekali dengan kemampuannya yang dapat me-refresh rate 90 Hz serta touch sampling rate 120 Hz. Jika dibandingkan dengan laju penyegaran 0 Hz konvensional, Oppo Realme 7i sudah terbukti mampu menyuguhkan transisi pergerakan layar yang lebih nyaman dan smooth. 

2. Kapasitas RAM dan Memori Internal yang Cukup Besar

Pada sector penyimpanan, kapasitas RAM dan memori internal Oppo Realme 7i ini terbilang cukup besar. Ya, meski dibanderol dengan harga Rp 3 jutaan, namun ia dibekali oleh RAM 8 GB berteknologi LPDDR4X. Bahkan yang lebih hebatnya lagi, Oppo Realme 7i dilengkapi juga dengan memori internal sebesar 128 GB pada standar UFS 2.1.

Dengan kapasitas RAM dan memori internal yang cukup besar, tentu saja kalian bisa memanfaatkannya untuk menyimpan berbagai file dalam jumlah banyak. Bahkan, game-game berat sekalipun bukanlah masalah yang berarti bagi Oppo Realme 7i. Bukan hanya itu, tersedia juga slot khusus memori eksternal yang dapat menunjang kapasitas hingga 256 GB lho

 3. Performa Quad Camera yang Memukau


Beralih ke sector kamera, Oppo Realme 7i ini mempunyai konfigurasi dan 4 lensa yang ada di bagianbodi belakangnya. Kamera tersebut beresolusi 64 MP dengan bukaan f/1.8 dan ukuran sensornya sekitar 1/1,73 inch. Bukan hanya itu, terdapat juga kamera ultra wide 8 MP dengan sudut keluasan 119 derajat, lensa makro 2 MP, dan sensor kedalaman 2 MP. 

Mengingat akan hal itu, maka tak heran juga jika kamera Oppo Realme 7i ini dapat menangkap cahaya yang lebih banyak sehingga menghasilkan foto dengan kualitas tajam dan super jernih. Meski pengambilan gambarnya dilakukan dimalam hari, namun hasilnya pencahayaannya begitu maksimal. Sedangkan pada pengambilan gambar menggunakan lensa ultra wide, kamu pun dapat menangkap foto pemandangan dengan sudut keluasan lebih lebar.

Bukan hanya itu, bahkan lensa makronya juga bisa kamu manfaatkan untuk mengambil objek dari jarak super dekat sekalipun lho. Masih belum habis, terdapat pula sensor B/W yang memang berfungsi sebagai sensor potret. Dengan begitu, maka kamu dapat mengatur tingkat kedalaman bokeh dan menghasilkan foto hitam putih yang berkualitas. 

4. Daya Tahan Baterai yang Awet


Keunggulan berikutnya dari Oppo Realme 7i yang akan dibahas, yakni daya baterainya yang sangat awet. Tingkat keawetan baterainya bukan hanya semata-mata karena kapasitasnya yang 5.000 mAh, melainkan adanya fitur refresh rate 90 Hz. Hal itu pun terbukti, dimana ia mampu bertahan selama 34 hari dalam keadaan siaga.

Sedangkan dalam keadaan bermain game, baterai Oppo Realme 7i masih cukup kuat meski dipakai selama 13 jam non stop. Bagaimana, sungguh menarik bukan? 

Nah, itulah beberapa keunggulan dari Oppo Realme 7i, sehingga bisa kamu jadikan sebagai bahan referensi sebelum membelinya. 


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar


  “Nyambung kemana sekolah”
          Anak itu hanya menggeleng, tanda tak melanjutkan sekolah lagi.
          “Ngapa tak sekolah? Tanya Saya sedikit mendesak, bukankah sekolah saat ini gratis dan tak ada alasan untuk tidak bersekolah. 
    
        Lagi – lagi dia hanya menggeleng, sebagai jawaban atas keenggananya melanjutkan sekolahnya ke sekolah menengah pertama. Saya tahu dia tidak bersekolah bukan lantaran karena biaya. Andri namanya, saya kenal dengannya lantaran dia ikut membantu suami membersihkan ladang kami. Jika tidak ikut kerja diladang, kadang dia ikut ke hutan bersama warga sekitar untuk mencari emas. Ada puluhan anak-anak di kampung ini yang memilih takdir senasip dengan Andri. Tidak bersekolah bukan karena biaya, melainkan ketidaktahuan mereka akan pentingnya menuntut ilmu. 


Gambar : koleksi pribadi

Perkenalkan, Saya Rahayu Asda, seorang guru pada salah satu Pondok Pesantren di daerah pelosok Sumatera Barat.  Awal tahun kemarin, Saya menerima tawaran untuk mengajar disini. Pernah merasa ragu untuk menerima tawaran tersebut, jangankan akses internet, untuk menelpon saja sinyal seluler tidak ada sama sekali. Saya harus menempuh perjalanan delapan kilometer keluar kampung untuk bisa menikmati koneksi internet yang lancar.

Hati nurani Saya tergerak, sekolah ini kekurangan guru. Tak ada yang mau tinggal di kampung yang tak bersinyal sementara revolusi industri saja sudah era 4.0. Era digital dimana segala sesuatu bisa di kontrol dengan sebuah alat yang bernama smartphone. Saya merasa seperti hidup di zaman batu, tak bisa menghubungi siapapun, apalagi di rumah kami juga tidak ada televisi. Kampung ini tidak ada sinyal seluler lantaran berada di lembah-lembah bukit barisan dan berada di pinggiran hutan. Untuk sampai ke kampung ini mesti melewati jalan berliku dihiasi oleh tebing dan jurang. 

Sembilan puluh sembilan persen masyarakat disini adalah petani. Mengapa saya katakan 99% adalah petani, sebab ada warga yang bekerja sebagai guru juga mempunyai ladang untuk bercocok tanam, ada yang polisi juga begitu. Oleh sebab itu, anak-anak disini sedari sekolah sudah di ajak keladang oleh orang tua mereka. Hingga mereka berpikir buat apa sekolah, toh akhirnya nanti juga akan keladang atau kesawah. Makanya angka putus sekolah disini sangat tinggi.

Contoh dekatnya, di pesantren tempat saya mengajar saja, belum sampai satu tahun saya mengajar disini, sudah ada enam anak yang berhenti dari pondok dengan alasan yang beragam. Sekali lagi saya katakan, bukan karena biaya. Pondok tempat saya mengajar sengaja menggratiskan biaya pendidikan, agar anak-anak di kampung ini mendapatkan bekal pendidikan agama. Kurangnya motivasi, khusunya dari orang tua mereka itu penyebabnya. Tak ada paksaan untuk bersekolah, berhenti sekolah sudah dianggap biasa, malah sudah bisa di ajak untuk ke ladang dan dapat membantu orang tua. Saya tak bisa bayangkan jika generasi muda Indonesia putus sekolah dan hanya hidp untuk diri dan keluarga. Sementara anak-anak adalah harapan Indonesia, sebagai wujud peran generasi muda dalam memajukan Indonesia 

Pernah saya tanya ke para santri tentang latarbelakang pendidikan orang tua mereka. Sebagian besar orang tua mereka tidak tamat sekolah. Makanya setiap mengajar, selalu saya tekankan kepada mereka akan pentingnya menuntut Ilmu. Selalu saya motivasi mereka untuk mencapai cita-cita setinggi –tingginya, menjadi orang yang bermanfaat untuk agama dan negara, khusunya bisa membangun kampung dan menjadi contoh buat generasi se lanjutnya. 
Gambar : koleksi pribadi

Gambar diatas adalah salah satu tulisan santri ketika saya meminta mereka untuk menuliskan cita-cita mereka. Setiap kelas selalu saya motivasi mereka untuk semangat belajar dan jangan putus sekolah.

Ah, jika seandainya saya menjadi pemimpin dan akan saya lakukan untuk Indonesia :
Saya ingin sekali memajukan pendidikan anak-anak negeri, khususnya anak-anak di daerah tertinggal dan terpelosok agar bisa menikmati pendidikan layaknya anak-anak  perkotaan. 
Gambar : pixabay


Dengan cara : 
Pertama : mendatangkan guru-guru yang berkualitas untuk mendidik pelajar-pejalar khusunya didaerah terisolir. 
Gambar : pixabay


Kedua : menghadirkam tim trainer motivasi untuk anak-anak di kampung akan pentingnya menuntut ilmu. 
Gambar : pixabay


Ketiga : memberikan  beasiswa pendidikan untuk anak berprestasi agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 
Gambar : pixabay


Keempat : membuat pusat kegiatan belajar masyarakat serta mengadakan pelatihan- pelatihan skill untuk para pemuda.
Gambar : pixabay


Anak-anak disini bukan enggan untuk bersekolah, hanya saja pemahaman mereka yang belum sampai tentang pentingnya pendidikan dan menuntut ilmu. Mengajar di daerah pelosok adalah pilihan saya sebagai bentuk pengabdian yang saya lakukan untuk Indonesia. Semoga kita semua adalah insan-insan yang senantiasa berjuang untuk memajukan pendidikan di Indonesia

#Kabarhutan
 \#Golonganhutan 
#GolHutXBPN 
#BlogCompetitionSeries



Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Newer Posts
Older Posts

Penulis


Ibu lima anak, lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang senang menulis, dan sekarang berprofesi sebagai ghost writer, content writer dan blogging mentor
Baca Selengkapnya >

: hafizhafizah32@gmail.com

: +62853 6423 8802


Komunitas


Yang Banyak Dibaca Bulan Ini

  • Menampilkan Blog Mobile Friendly Pada Blogspot
    Cara termudah agar tampilan blog anda mobile friendly adalah dengan mengatifkan fitur seluler dengan cara : 1. Masuk ke ha...
  • LOMBA MENULIS CERPEN DEADLINE AGUSTUS 2015
    Perlombaan menulis cerita pendek dengan tema “Damn! I’m in Love” sebagai rangkaian dari acara Psychofest (Psychology Festival) 2015. Peser...
  • Inilah Khasiat Kurma Muda Yang Belum Kamu Ketahui
    Dokumen Pribadi Kata orang, wanita hamil itu suka makan yang asem-asem seperti mangga muda atau kedondong. Namun sejauh pengalaman say...
  • Ingin Mendapatkan Uang Dari Blog? Begini Caranya
    Sejak postingan saya di facebook tentang penghasilan dari googe adsense, banyak yang bertanya bagaimana sih ngeblog itu bisa menghasil...
  • Ogura Batam : Cake Zaman Now Dan Kisah Sedih Dibaliknya
    Foto : rahayuasda Karena sedang hamil muda selera saya pun kepengen yang macam-macam. Apalagi gaweannya tiap hari melototin facebook, ...

Tulisan Terbaru

Categories

  • Blogging
  • Cerita Kehamilan
  • Curcol
  • Harbolnas1212/2017
  • Info Lomba
  • Jalan - jalan
  • Kehamilan
  • Parenting
  • Penulis Zana Now
  • Resep
  • Review
  • Storytelling
  • Tentang Saya

Facebook

Arsip Blog

  • ▼  2025 (1)
    • ▼  March (1)
      • Kenapa Menulis?
  • ►  2024 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  April (4)
  • ►  2021 (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (3)
    • ►  February (1)
  • ►  2020 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (31)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (7)
    • ►  August (4)
    • ►  July (7)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (38)
    • ►  December (5)
    • ►  November (9)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (89)
    • ►  December (11)
    • ►  November (9)
    • ►  October (12)
    • ►  September (8)
    • ►  August (9)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (3)
    • ►  April (8)
    • ►  March (7)
    • ►  February (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  August (1)
    • ►  July (11)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2015 (28)
    • ►  October (1)
    • ►  July (25)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2010 (1)
    • ►  June (1)

Created with by ThemeXpose | Copy Blogger Themes